Menunggu Janji Dinas Tak Kunjung Tiba

Radewa Wafadera PPS berkumpul bersama ayahnya, Bambang Subagio, dan ketiga adiknya. (fathul/malangvoice).

MALANGVOICE – Satu dari tujuh siswa lulusan SD yang terancam tidak melanjutkan sekolah adalah Dewa (13). Nama lengkap pemberian ibunya adalah Radewa Wafadera Putra Pratama Subabindian.

Almarhum kakek dan neneknya adalah prajurit militer angkatan darat yang disegani dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Suropati Batu.

Dewa saat ini hidup bersama ayah dan keempat saudaranya tinggal di sebuah rumah kontrakan yang terselip antara musala dan rumah juragannya. Maka dari itu, tidak heran bila mencari rumah mereka amat sulit.

Ditambah nama sang ayah, Bambang Subagio tidak dikenal di Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. Rata-rata orang mengenalnya dengan nama “bungsu”.
Menurut Bambang, nama “bungsu” sudah dikenal sejak dulu karena ia memang anak bungsu dari saudara-saudaranya.

MVoice berhasil menemukan rumah keluarga ‘Bungsu’ setelah berputar-putar di Jalan Imam Bonjol selama 1 jam lebih. Setelah menemukan Dewa dari anak-anak yang bermain di sana, barulah MVoice diajak ke rumah kontraknya di Gang 1 Nomor 7, RT 03 RW 2 Desa Sisir, Kecamatan Batu.

“Radewa ini anak pertama, maunya ya dia sekolah terus. Tapi dana tidak ada jadi bagaimana lagi,” ungkap ayah Dewa, Bambang Subagio kepada MVoice.

Ia menceritakan kalau Kepala Sekolah SD Negeri Sisir 4 di mana Dewa pernah sekolah, sudah datang ke rumahnya atas perintah Dinas Pendidikan. Kata kepala sekolah tersebut, pihak dinas akan datang untuk membicarakan solusinya.

Namun, hingga sekarang janji tersebut tidak ada jeluntrungnya. Padahal Dewa sudah mendaftarkan diri ke SMP PGRI 1 Kota Batu, dan mengikuti MOS pada hari pertama saja. Saat itupun Dewa hanya memakai pakaian SD karena tidak ada biaya membeli pakaian SMP yang baru.

“Saya menunggu dinas karena janjinya begitu, kata kepala sekolah juga saya tidak boleh ke mana-mana karena dinas akan datang. Tapi kalau mereka tidak datang, ya akan saya usahakan bagaimana caranya agar anak saya tetap bisa lanjut sekolah,” sambung pria 51 tahun ini.

Bambang memang hidup sendiri dengan keempat anaknya yang masih kecil-kecil, Radewa (13), Radit (9), Rachel (8), dan Aurora (5). Maka dari itu, Bambang mengaku kesulitan apabila hendak ditinggal kerja tidak ada yang menjaga, dan bila di rumah saja maka tidak ada uang untuk makan.

Bahkan, Aurora yang kini sudah waktunya masuk TK juga belum didaftarkan. Miris memang, di tengah pembangunan Kota Wisata Batu yang gencar, rupanya masih ada warganya yang tidak dapat sekolah dikarenakan persoalan biaya, padahal dana BOS sudah sejak lama digulirkan.-