Melongok Asal Usul Simbol Garuda di Candi Kidal

Candi Kidal
Bentuk Candi Kidal mencirikan candi khas Jawa Timur yang ramping dan tinggi menjulang.

MALANGVOICE – Ingin melihat secara langsung penampakan lambang negara Indonesia, Garuda? Datang saja ke Candi Kidal yang ada di Tumpang. Di candi pendarmaan Anusapati (raja kedua Tumapel) ini, bisa dilihat relief Garudeya (Garuda) dalam bentuk manusia berkepala burung.

Garudeya
Relief Garudeya, yang menginspirasi lambang Garuda Indonesia.
Juru pelihara Candi Kidal, Siti Romelah, kepada MVoice menceritakan, Garudeya membawa kisah inspiratif berisi pengabdian seorang anak kepada ibu. Garudeya memiliki ibu bernama Dewi Kadru yang diperbudak Dewi Winata.

Tak ingin ibunya menderita, Garudeya pun berjuang keras melepas sang ibu dari perbudakan. Untuk itu, ia bahkan harus bertarung melawan Dewa Wisnu. Kisah perjuangan Garudeya melawan perbudakan itulah yang kemudian menjadi gambaran Indonesia merdeka dari para penjajah.

“Relief itu bisa ditemui di salah satu bagian atas candi,” kata Siti Romelah.

Tak hanya menginspirasi simbol negara, di Candi Kidal juga terdapat Makara (patung kepala naga) yang memakai anting berbentuk Padma. Juru pelihara Candi Kidal lainnya, Imam Wijanarko, mengatakan, anting berbentuk Padma itu diyakini menginsirasi lambang Majapahit, dimana ada dewa di sekeliling penjuru mata angin dan pusatnya adalah Dewa Siwa.

Sayangnya keindahan candi khas Jawa Timur yang berkarakter ramping dan tinggi menjulang itu sedikit ternodai oleh bau tak sedap dari peternakan ayam yang lokasinya persis di samping area candi.

“Mengganggu sekali, padahal sudah diperingatkan, tetapi tetap bergeming. Kalau penghujan tidak seberapa baunya, tetapi kalau musim kemarau, sangat menyengat,” Imam menyayangkan.