Mbois! Unitri Dampingi Peningkatan Industri Rumah Tangga Gula Merah di Blitar

Pendampingan yang dilakukan dosen Unitri kepada pelaku usaha rumah tangga gula merah di Blitar. (istimewa)
Pendampingan yang dilakukan dosen Unitri kepada pelaku usaha rumah tangga gula merah di Blitar. (istimewa)

MALANGVOICE – Salah satu potensi lokal yang dimiliki masyarakat Kabupaten Blitar adalah industri gula merah kelapa. Tim dosen dari Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri Malang) melakukan pendampingan pada salah satu pelaku usaha rumah tangga gula merah di Desa Kemloko Kecamatan Nglegok, Blitar. Mereka adalah Umi Rofiatin dan Fenny Suryanti.

Umi mengatakan, sebagian besar pembuat gula merah belum mengetahui cara pengoptimalan usaha gula merah. Umi dan timnya bermitra dengan salah seorang pelaku usaha gula merah, Khoirudin dan Aziz.

“Yang kami (tim) lakukan meliputi pendampingan dalam membuat analisa usaha secara sederhana dan bagaimana membuat pembukuan secara sederhana,” kata Umi ketika ditemui MVoice.

Pada awalnya, lanjut Umi, kedua mitranya belum melaksanakan pencatatan keuangan ada setiap transaksi. Sehingga tim memberikan bimbingan pembukuan dan laporan keuangan. Bukan hanya itu, tim dosen pun mengajarkan cara pemasaran yang efektif. Seperti membuat kemasan menarik dan metode penjualan.

“Bentuk gula merah yang ada sekarang ini masih umum yaitu potongan dari tempurung kelapa atau dengan kata lain gula batok (tempurung kelapa yang dibagi menjadi dua bagian) dengan kisaran harga Rp. 13.000 sampai dengan Rp. 14.000 namun dengan bentuk kecil – kecil dapat dijual Rp. 16.000 per kilonya. Dan bisa dijual dalam beberapa model kemasan. Bahkan menjadi oleh-oleh khas Blitar,” paparnya

Umi menjelaskan, kedua mitranya sangat antusias merubah model gula kelapa yang konvensional (batok besar) menjadi bulat panjang kecil–kecil (potongan bambu) dengan bentuk yang lebih menarik. Selain itu, untuk menjaga kualitas produk, tim memberikan mesin pengaduk gula merah dan pembakaran. Tim juga melakukan pendampingan dalam SOP (standar Operasioinal Prosedur) pada alat tersebut agar mitra mengetahui bagai cara menggunakan dan perawatan alat pengaduk gula kelapa.

“Kami masih akan terus mendampingi mitra sampai bulan November nanti. Harapan kami, ada peningkatan omzet yang signifikan dari usaha gula merah kelapa ini,” pungkas Umi. (Hmz/Ulm)