Massa Menamakan AMAN Serukan Persatuan

Ribuan warga dari berbagai kelompok lintas agama, suku dan budaya di kawasan Alun – alun Tugu Kota Malang, sore tadi (20/5), kompak mengenakan atribut merah-putih.(ist)

MALANGVOICE – Kawasan bundaran Alun-alun Tugu Balai Kota Malang dibanjiri massa menamakan diri Aliansi Masyarakat Anak Negeri (AMAN) se-Malang Raya. Ribuan massa yang kompak mengenakan atribut serba warna merah-putih itu
menyeruakan persatuan dan kesatuan.

Dalam aksi bertajuk refleksi kebangsaan memperingati Hari Kebangkitan Nasional itu juga membacakan Sumpah Pemuda bersama – sama.

Ribuan warga dari berbagai kelompok lintas agama, suku dan budaya di kawasan Alun – alun Tugu Kota Malang, sore tadi (20/5), kompak mengenakan atribut merah-putih.(ist)

Mereka juga tak hentinya menyanyikan lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya, Padamu Negeri sampai Bendera yang dipopulerkan oleh band Cokelat. Tari Topeng Malangan juga turut meramaikan refleksi kebangsaan tersebut.

Juru Bicara AMAN, Iwan Sunaryo mengatakan, peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini menjadi momentum bagi berbagai komunitas untuk berkumpul dalam sebuah kegiatan bersama.

“Kami rindu kebersamaan sekaligus mengingatkan kepada generasi muda pentinganya menjaga persatuan dalam keberagaman,” kata Iwan, ditemui di sela-sela acara.

Ada beberapa poin deklarasi kepedulian masyarakat se Malang Raya yang diserukan pihaknya. Garis besarnya adalah seruan terhadap kondisi integrasi Indonesia oleh masyarakat se Malang Raya yang menamakan diri sebagai Aliansi Masyarakat Anak Negeri (AMAN).

Pertama, masyarakat se Malang Raya berjanji tetap setia dan teguh menegakkan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan NKRI yang merdeka dan berdaulat. Kedua, kami masyarakat se Malang Raya berjanji, tetap setia dan teguh menegakkan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Ketiga, kami masyarakat se Malang Raya berjanji tetap setia dan teguh menegakkan negara kesatuan Republik Indonesia. Keempat, kami, masyarakat se Malang Rqya berjanji tetap setia dan teguh menegakkan Bhineka Tunggal Ika .

“Kami juga lebih banyak mengisi refleksi ini dengan menyanyikan lagu nasional. Karena banyak anak muda yang sudah lupa dengan budaya bangsanya,” ujar Iwan.

Refleksi kebangsaan itu berjalan lancar dan massa membubarkan diri tepat pada pukul 17.30 sesuai izin yang diberikan kepolisian. Mereka juga terlihat memungut sampah peserta kegiatan dan membawanya kembali.