Manajemen Sebut Sudah Ada Progres

Bangunan Malang City Poin di kawasan Dieng. (Hamzah/MVoice)

MALANGVOICE – Permasalahan antara manajemen dan user Mall City Point (MCP) Malang, hingga kini masih belum tuntas. Adanya permasalahan internal manajemen, membuat para pembeli apartemen MCP ketar-ketir terutama terkait hak mereka atas properti.

Bagaimana tidak, para user yang sudah membeli tunai apartemen dengan harga ratusan juta itu, masih belum memiliki status kepemilikan yang jelas.

Beberapa di antara mereka mengaku, hanya mendapat perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) bahkan ada yang mendapat kuitansi pembayaran saja.

Direktur Operasional MCP, Jimmy Darwis mengaku, sudah ada progres dalam penanganan kasus ini. Ia tidak menyebut secara rinci progres yang dimaksud, apakah progres dengan user atau progres penyelesaian masalah antar manajemen.

“Yang jelas sudah ada progres dan Rabu mendatang kami akan kumpul untuk membahas masalah ini,” kata Jimmy Darwis, Senin (31/8).

Manajemen juga mengaku akan mengumpulkan para user untuk menjelaskan permasalahan ini serta mencari jalan keluarnya. “Kami akan ketemu dengan user untuk masalah ini,” tandasnya.

Sementara itu, pengawas bangunan MCP, Sapto Ardiono mengatakan, apartemen sendiri saat ini sudah siap dihuni. “Pembangunan apartemen sudah selesai dan beberapa user sudah menaruh mebel mereka,” kata Sapto.

Sebanyak 238 apartemen MCP sudah sold out sejak tahun 2014 lalu, dan saat ini upaya perawatannya masih berada dalam pihaknya. “Untuk perawatan bangunan kami masih mengandalkan penghasilan dari mall,” tandasnya.

Pengerjaan proyek MCP sendiri mengalami berbagai kendala dan sempat nyaris kolaps. Kala itu manajemen di bawah kendali Hendra Sugiarto, tidak mampu membayar pembiayaan pada Bank BTN.

Ketika, manajemen akan down, masuklah manajemen baru di bawah pimpinan Frans Tanuwidjaja melalui rapat umum pemegang saham di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Hasilnya, mayoritas saham dipegang Nusa Capital Indonesia sedangkan manajemen lama Hendra memiliki sedikit saham. Dari sinilah mulai timbul gejolak internal manajemen, lantaran manajemen lama masih merasa memiliki hak, sehingga para user menjadi korban.

Masalah lain, saat ini aset MCP berada di bawah Bank BTN selaku pihak pemberi pembiayaan. Informasi yang berhasil dihimpun, ternyata manajemen lama masih memiliki hutang di bank tersebut.-