Malang Sae Siap Kembangkan Potensi di Kota Malang, Apa Saja?

Kota Malang Memilih Pemimpin

Calon Wali Kota Malang, Sutiaji. (istimewa)

MALANGVOICE – Kota Malang memiliki banyak budaya dan wisata yang beraneka ragam. Calon Wali Kota Malang, Sutiaji, melihat hal ini sebagai potensi agar bisa dikembangkan.

Sutiaji berkeinginan pengembangan pariwisata Kota Malang akan diarahkan pada tiga aspek utama, yaitu wisata pendidikan, wisata pemerintahan dan wisata budaya.

Dari ketiganya, wisata budaya urgent dilakukan untuk mewujudkan kota Malang Sae. Yaitu berkarakter, indah, aman, asyik, menawan, dan religius. Tentu impian ini baru terwujud apabila Paslon Sarle memenangkan Pilwali 27 Juni 2018.

Keinginan ini dikemukakan Sutiaji saat blusukan tiga bulan terakhir melalui diskusi dengan para tokoh agama, masyarakat, budayawan dan seniman terutama kaum muda kreatif yang ditemui secara personal maupun komunitas.

Objek wisata budaya seperti Kampung Warna Warni, Kampung Tridi, Keripik Sanan, Sanggar Budaya Tunggulwulung, adalah muara destinasi wisata budaya yang utama yang ada di Kota Malang.

Baca Juga: Paslon Sae Dapat Pesan Penting dari Ulama

“Kami akan menata perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk membuat kampung Arema sebagai display produk seni dan budaya Kota Malang. Seperti produk kuliner, cinderamata, termasuk penggunaan bahasa Malangan. Tujuannya, menjadikan Malang sebagai kota tujuan wisata, bukan hanya kota transit,” ujar Sutiaji yang mencalonkan diri bersama Sofyan Edi Jarwoko.

Program Tri Prasetya terus didengungkan sebagai opsi pengembangan menuju Malang Sae. Untuk itu Sutiaji mengedukasi warga Kota Malang agar lebih ramah dan santun sebagai tuan rumah, sehingga para wisatawan makin betah tinggal di Malang sebagaimana saat mereka tinggal di Yogyakarta, Bali, atau Nusa Tenggara Barat.

“Kami akan mengusung tagline halal, aman dan sehat sebagai komitmen bahwa objek wisata Kota Malang itu Sae, baik itu berupa kuliner, hotel, tempat hiburan, tempat pertemuan, konvensi, ruang eksibisi seni maupun pertunjukan benar-benar edukatif, atraktif dan mengesankan,” tambah Sutiaji.

Dalam mengembangkan pariwisata, karakter Malang yang terbuka, akrab, solider, bersahabat dengan bahasa Malangan yang khas tetap akan dipertahankan, sehingga setiap wisatawan akan membawa kesan tersendiri.

“Untuk memimpin Kota Malang pada zaman now memang diperlukan sosok yang peduli, amanah, responsif dan terbuka menerima masukan dari warga dan pendatang yang juga peduli dengan eksistensi kota Malang,” tandasnya. (Der/Ery)