Mahfud MD: Perguruan Tinggi Wajib Cetak Sarjana Sujana

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD saat memberi orasi ilmiah di UB. (Lisdya)
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD saat memberi orasi ilmiah di UB. (Lisdya)

MALANGVOICE – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan, perguruan tinggi seharusnya mencetak sarjana baik S1, S2, S3 dan seterusnya yang sujana, yakni dalam artian cendikiawan, bijaksana maupun pandai.

Sebab, dalam orasi ilmihanya yang bertajuk “Tanggung Jawab Konstitusional Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Bangsa dan Negara” pada Dies Natalis Ke-57 Universitas Brawijaya di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (5/1), ia menyebut banyak para sarjana di Indonesia yang masih terbilang belum sujana.

“Sulit memang perguruan tinggi dalam hal ini untuk membentuk sarjana menjadi sujana. Banyak lulusan yang pengangguran, bahkan ada pula yang menjadi narapidana,” katanya.

Seperti di Lapas Sukamiskin, ia menyebut banyak narapidana di sana yang justru malah para sarjana. “Ini sangat disayangkan sekali,” tegasnya.

Untuk itu, peran perguruan tinggi harus mencetak kader bangsa yang intelek atau cendekia yang bisa menjaga ideologi negara dengan segala konstitusinya agar eksistensi bangsa dan negara terjaga dengan baik.

“Kesadaran kolektif itu sangat penting, apabila kita gagal untuk mengatasi masalah-masalah dekadensi moral melalui perguruan tinggi, maka yang terancam adalah eksistensi bangsa dan negara. Oleh sebab sebab itu perguruan tinggi harus menjadi kawah candradimuka pencetak kader bangsa yang menjadi penjaga dan penyebar nasionalisme,” bebernya.

Lebih lanjut, ia mengatakan upaya mencetak kader bangsa yang berbasis nasionalisme harus diarahkan untuk menjaga geopolitik Indonesia atau wawasan nusantara. Dari geopolitik itu ada dua dimensi: fisik dan non fisik.

“Yang fisik adalah geografi dan demografi, yang nonfisik adalah ideologi dan konstitusi,” ternagnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya, Nuhfil Hanani mengatakan, guna mencetak sarjana sujana, salah satu upaya kampusnya, yakni telah menyisipkan materi-materi anti korupsi di MKU (Mata Kuliah Umum).

“Jadi, nggak masuk kurikulum tapi disisipkan di MKU, seperti mata kuliah Pancasila dan Agama,” pungkas Nuhfil.(Der/Aka)