Mahasiswi IBU Selamatkan Anggar Jatim dari Paceklik Medali

Pertandingan anggar pada PON XIX/2016 Jabar berlangsung ketat. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Kontingen anggar Jawa Timur (Jatim) meraih hasil kurang memuaskan pada PON XIX/2016 Jawa Barat (Jabar). Hingga hari terakhir pertandingan anggar, Rabu (28/9), total hanya satu perak dan satu perunggu didapat.

Hasil itu merupakan rekor terburuk sepanjang empat helatan PON terakhir. Pada beberapa ajang sebelumnya, tim ini selalu berhasil membawa pulang emas.

Berturut-turut sejak PON 2000-2012, total delapan emas didapat. Raihan terbanyak dihasilkan ketika Jatim didaulat sebagai tuan rumah pada 2000 silam, yakni empat emas.

Pada PON di Jabar kali ini, paceklik medali sudah tampak sejak awal pelaksanaan cabor ini. Anggar Jatim bahkan nyaris tanpa medali, jika beregu putri tidak berhasil memecah kebuntuan.

Selasa (27/9) lalu, tim yang juga diperkuat mahasiswi IKIP Budi Utomo (IBU) Malang, Diana Eka Handriyani, berhasil meraih medali perak. Pada nomor ini, Diana turun bersama Syafira Ayu Laksari, Monica Kenyo Excel, dan Rini Ismalasari.

Di final, Jatim hanya kalah dari tuan rumah, Jabar, yang diperkuat empat atlet andalannya, yakni Widiastuti Sobari, Khatrin Ghea Endar, Dian Eka Pratiwi, dan Maharani Setia Putri.

Sementara itu, satu perunggu didapat dari nomor beregu sabel putri. Pelatih anggar Jatim, Roy Tamasoa, bersyukur ada perak yang bisa dibawa pulang. Menurut Roy, anak asuhnya sudah berjuang maksimal.

“Anak-anak yang mendapat perak ini atlet masa depan Jatim. Mereka masih berusia sangat muda,” tandasnya.