Mahasiswa Temukan Penyelesaian Masalah Minyak Tumpah di Laut

Tim yang menemukan inovasi pasir absorben. (Istimewa)
Tim yang menemukan inovasi pasir absorben. (Istimewa)

MALANGVOICE – Sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya Malang (UB) manfaatkan pasir laut sebagai penyerap minyak. Mereka adalah Bramantya (Teknik Kimia ’16), Losendra Primamas Yonando (Teknik Kimia ’16), dan Muhammad Rifaldi (Teknik Kimia ’17) berinovasi untuk memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah tumpahan minyak di laut.

Bramantya mengatakan, kegiatan Pengolahan minyak pasti berdampak positif bagi perekonomian negara, namun dapat berdampak buruk bagi lingkungan dalam bentuk tumpahan minyak. Tumpahan minyak termasuk dalam kategori limbah berbahaya yang mengancam lingkungan hidup.

“Solusi insitu burning atau membakar minyak langsung di laut malah tidak menyelesaikan masalah lingkungannya. Malah menambah polusi udara,” kata Bramantya.

Itulah yang menjadi latar belakang tim untuk menciptakan sebuah absorben (penyerap) minyak berbahan SmartMaterial Silika Aerogel. Denga bimbingan dosen, Rama Oktavian, tim menemukan fakta bahwa kandungan silika pada pasir laut di Indonesia cukup tinggi, bisa mencapai lebih dari 60% dari seluruh kandungan pasir.

“Pemilihan pasir laut sebagai bahan dasar pembuatan absorben silika aerogel ini karena kandungan silikanya tinggi dan banyak terdapat di pantai-pantai Indonesia. Harganya pun murah dan terjangkau, sehingga memudahkan dalam penelitian kami,” paparnya lagi.

Silika Aerogel juga mempunyai sifat hidrofobik yaitu cenderung menolak air dan oliofilik yang cenderung menyerap minyak, karena inilah aerogel dapat meyerap minyak di air laut alih-alih airnya yang terserap.

Penelitian yang didanai Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini menggunakan TEOS (Tetraetilortosilikat) sebagai pemodifikasi permukaan aerogel. TEOS akan mengubah permukaan aerogel menjadi non-polar sehingga akan menolak senyawa-senyawa polar seperti air dan menyerap senyawa-senyawa non-polar seperti minyak. Hasil dari penelitian ini didapat silika aerogel dengan sifat hidrofilik dengan sudut kontak air rata-rata diatas 140°dan dapat menyerap minyak diatas 10 g/g silika aerogel.

“Untuk kedepannya kami berharap penelitian ini dikembangkan dan bisa diterapkan di lapangan langsung tidak hanya di laboratorium saja, sehingga bisa mengatasi permasalahan tumpahan minyak secara efisien dan tidak menyebabkan permasalahan yang lain,” imbuh Losendra, salah satu anggota tim.(Der/Ak)