Mahasiswa dan ‘Clash of Clans’

Oleh: Andreansyah Ahmad *)

Game (online) merupakan salah satu sarana refreshing yang diminati banyak orang, baik untuk sekadar hiburan maupun menghilangkan kepenatan dari kesibukan sehari-hari. Tak heran, banyak mahasiswa menghabiskan waktu luang mereka untuk bermain game, sejenak menenangkan pikiran dari tugas kuliah yang menumpuk.

Clash of Clans atau kerap disebut COC, merupakan salah satu game favorite mahasiswa. Tak heran lagi, game online yang satu ini kini menjamur di kalangan mahasiswa, khususnya pengguna android. Mereka dengan bangga mengatakan “Ini era game online, bukan era bermain kelereng”.

Sungguh itu fenomena menyedihkan yang kini menghinggapi kalangan kaum intelektual (mahasiswa). Banyak di antara mereka terlihat duduk sambil menunduk diam di area kampus, serius, tapi tidak sedang membaca buku. Mereka memang banyak yang asyik dengan game online.

Zaman dahulu bangsa ini dijajah kolonialisme. Tetapi saat ini, tanpa disadari, pemuda (mahasiswa) tengah dijajah game online (COC). Mereka rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk itu. Mereka mengabaikan buku-buku bacaan yang seharusnya mereka konsumsi sebagai bahan perkuliahan demi menambah wawasan intelektual.

Muhammad Saleh, salah satu mahasiswa di perguruan tinggi di Kota Malang, mengatakan, “Saya menikmati permainan COC ini, seperti menikmati rokok yang bisa membuat saya tenang”. Bahkan, sebagian mahasiswa rela tidak memperhatikan dosen yang tengah presentasi di ruang kuliah, hanya demi bermain COC.

Seperti inikah generasi penerus bangsa? Mereka telah diracuni game online. Katakanlah mereka suka game (permainan), bukankah bangsa ini juga kaya akan permainan tradisional. Lebih baik mereka memilih yang tradisional, sekaligus melestarikan budaya bangsa.

Pilihan terhadap game online jelas akan mengikis permainan tradisional. Padahal seharusnya kita semua ini yang bisa menyelamatkan nilai-nilai itu, bukan justru menghancurkan dengan meninggalkannya.

Sebagai kaum intelektual, mahasiswa seharusnya menjadi ujung tombak penyelamat nilai-nilai historis bangsa. Lalu, adakah obat yang cocok untuk mengatasi keterjangkitan COC dan sejenisnya itu? Jawabannya terpulang pada diri Anda sendiri.

*) Ketua ESA Unisma (2015-2016).