Ma Chung Ajak Mahasiswa Jaga Persatuan dan Perdamaian

Para narasumber dalam seminar nasional di Universitas Ma Chung angkat tema kebhinekaan. (istimewa)

MALANGVOICE – Pusat Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan Universitas Ma Chung bekerja sama dengan Komunitas Keberagaman Ngalam Peace Leader, Rabu (20/9), mengadakan seminar nasional dengan tema ‘Merawat Kebhinekaan dan Meneguhkan Pancasila untuk Peradaban Indonesia yang Damai’.

Dalam sambutan pembukaan, Rektor Universitas Ma Chung, Dr. Chatief Kunjaya, mengatakan, bangsa Indonesia tanpa sadar memiliki harta kekayaan yang tak bernilai harganya. Harta itu bernama persatuan dan perdamaian. Jika harta yang berharga ini tidak rawat dan jaga, maka semua akan sia-sia. Kekayaan alam yang melimpah mulai tambang, minyak dan apapun jadi tak berharga jika persatuan dan perdamaian itu binasa.

“Oleh karena itu mari kita jaga harta yang bernilai ini, yaitu persatuan dan perdamaian. Seminar ini menurut saya sangat penting dan relevan karena seperti yang kita tahu, saat ini telah ada pihak-pihak yang ingin merusak persatuan dan perdamaian ini,” kata Chatief.

Suasana diskusi seminar nasional tentang kebhinekaan di Universitas Ma Chung. (istimewa)

Ketua Pelaksana, Bily Setiadi menambahkan, seminar yang diikuti 237 peserta yang kebanyakan orang muda ini, bertujuan untuk memberi wawasan tentang kebhinekaan dan ke-Indonesia-an kepada anak muda di Kota Malang. Momen ini juga memberi wawasan cerdas bermedia untuk perdamaian di Indonesia dan dunia.

“Diharap membangun peradaban maju yang unggul dalam wacana dan laku cinta tanah air,” jelasnya.

Narasumber dalam seminar ini berasal dari banyak kalangan mulai dari pemuka agama, akademisi sampai aktivis sosial seperti Dr. Mohammad Anas, dosen Universitas Brawijaya, Bhante Jayamedho pemuka agama Budha, Pendeta Crysta Andrea pemuka agama Kristen, Hikmah Bafari ketua fatayat NU Jatim, Felik Sad Windu Wisnu Broto, dosen Universitas Ma Chung dan Ghufron ketua AMAN Jatim.(Der/Yei)