M Nuh Sayangkan Pemotongan Anggaran Ristek-Dikti

M Nuh. (fathul)

MALANGVOICE – Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, M Nuh, menyayangkan penurunan anggaran untuk Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemristek Dikti) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

“Saya justru berharap anggaran untuk Kemristekdikti ini naik, sehingga kita bisa mengembangkan dunia pendidikan tinggi semakin baik,” harap M Nuh, seperti disampaikan kepada wartawan di Batu, hari ini.

Jika RAPBN itu benar-benar didok menjadi APBN 2016, M Nuh menganalogikan Indonesia sebagai kendaraan tujuan dari Malang ke Surabaya, namun hanya diberi bensin cukup ke Pandaan saja. “Nggak akan sampai cita-cita Indonesia kan?” tukasnya.

Pengurangan anggaran sebesar Rp 5,6 triliun, kata Nuh, akan membawa dampak besar di antaranya pengurangan beasiswa mahasiswa berprestasi, pengurangan program Sarjana Mendidik di daerah 3T, pengurangan Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), termasuk beasiswa dosen.

Jalan satu-satunya kini adalah mengupayakan perubahan saat pembahasan di DPR RI. Cita-cita M Nuh, BOPTN itu tambah tahun tambah naik. Awal Rp 3 triliun menjadi Rp 4 triliun. ”Saya harap sekarang naik Rp 7 triliun. Kalau benar, maka SPP bisa ditekan. Paling tidak jangan turun lah,” sambungnya.

Menurutnya, menaikkan anggaran sebesar Rp 3 triliun dari anggaran yang ratusan triliun sangatlah kecil. Jika dianggap persoalannya adalah di penyerapan anggaran yang kurang bagus, maka ia memberikan solusi perbaikan manajemen.

Dikatakan, seseorang bisa mendistribusikan anggaran itu karena tigal hal, pertama programnya matang, kedua kecakapan para birokrat, ketiga adalah kuatnya kepemimpinan. ”Kalau nggak ditekan ya nggak berjalan, itu pengalaman,” tandas mantan Rektor ITS Surabaya ini.