LL-Dikti: PKKMB Ubah Paradigma Kekerasan Mahasiswa Baru

Sekretaris Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-Dikti) Wilayah VII Jawa Timur, Widyo Winarso. (Lisdya)
Sekretaris Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-Dikti) Wilayah VII Jawa Timur, Widyo Winarso. (Lisdya)

MALANGVOICE – Sejak dahulu, pendidikan perguruan tinggi di Indonesia identik dengan kekerasan, terutama saat masa Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek). Tak sedikit kasus-kasus mahasiswa baru menjadi korban perpeloncoan oleh seniornya.

Hal inilah yang kemudian di beberapa kampus Indonesia, Ospek diganti dengan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Ma­hasiswa Baru (PKKMB).

Kendati demikian, pada tahun 2016 lalu, sesuai surat edaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidi­kan Tinggi Nomor 253/B/SE/VIII/2016 menyatakan jika pe­lak­sanaan PKKMB tidak sama dengan Ospek.

“Program ini sebenarnya bisa dibilang pengganti dari ospek, sudah empat tahun yang lalu kami mengganti menjadi PKKMB,” ujar Sekretaris Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-Dikti) Wilayah VII Jawa Timur, Widyo Winarso saat menghadiri PKKMB ITN, Senin (9/9).

Pergantian ini, dijelaskan Widyo, dikarenakan paradigma ospek di masyarakat masih identik dengan kekerasan. Sedangkan PKKMB sendiri menurutnya lebih mengajarkan mahasiswa tentang bela negara.

“Kami ubah untuk lebih manusiawi lagi. Nggak ada lagi kekerasan verbal, melainkan belajar terkait bela negara,” tegasnya.

“Nah, dari sini mahasiswa dapat berkembang sesuai dengan potensinya di kampus. Dengan perlakuan yang selayaknya sebagai manusia,” tandasnya.(Hmz/Aka)