Lewat Wayang Suket, Mbah Jo Lestarikan Seni yang Mulai Punah

Mbah Jo (anja)
Mbah Jo (anja)

MALANGVOICE – Salah satu jenis wayang yang unik adalah wayang ‘suket’. ‘Suket’ adalah bahasa jawa untuk rumput. Jadi bahan utama wayang suket adalah rumput kering, jerami dan alang-alang. Karena wayang ini terbuat dari rumput, tentu saja cepat rusak dan tidak awet.

Di Malang, seniman yang ulet membuat wayang suket dan masih eksis adalah Syamsul Subakri atau akrab disapa Mbah Jo.

Awal mula Mbah Jo membuat wayang suket adalah karena rasa iba melihat perkembangan wayang yang mulai punah.

Wayang suket merupakan bentuk peringatan seribu hari meninggalnya seseorang sebagai persembahan terakhirnya yang memiliki pesan di dalamnya. Yaitu mengajarkan bahwa hidup itu hanya sekali dan kita tidak boleh menyianyiakannya dengan hal atau perbuatan yang merugikan.

Menurut Mbah Jo, proses pembuatannya wayang suket ini berbeda. Wayang suket ini dibuat dengan memakai 6 helai rumput Mendong dengan panjang tertentu yang kemudian dibentuk menyerupai figure.

Menurutnya semua anggota tubuh dari wayang suket memiliki makna. Selain itu, urutan bagian tubuh yang mana dulu yang harus dibuat juga memiliki makna tersendiri, sehingga tidak bisa sembarangan.

Ia menyampaikan, bagian tubuh yang harus dibuat terlebih dahulu yaitu bagian hidung. Kenapa harus dibuat dulu karena hidung berfungsi untuk bernafas.