Lapora: Politik Uang Tak Efektif di Pilwali Batu

Survei Pilwali Kota Batu

Hasil Survei Laboratorium Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) Fisip Universitas Brawijaya.(miski)
Hasil Survei Laboratorium Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) Fisip Universitas Brawijaya.(miski)

MALANGVOICE – Politik uang dalam Pilkada dinilai dapat memengaruhi pilihan masyarakat. Namun, hasil survei Laboratorium Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) Fisip Universitas Brawijaya, menunjukkan sebaliknya.

Praktek politik uang atau pemberian dalam bentuk apapun kurang efektif di Pilwali Kota Batu.

Terdapat 6,8 persen responden yang menyatakan akan menerima uang atau barang dan memberikan suara kepada salah satu calon.

Justru terdapat 37,7 persen responden yang menyatakan akan menerima semua uang atau barang dan memilih calon sesuai pilihan sendiri. Dan hanya 34,2 persen yang mengaku akan menolak uang atau barang dan memilih calon sesuai pilihan semula.

“Jangan politik uang, tidak efektif. Nanti, ujung-ujungnya hanya dikadalin pemilih,” kata Peneliti Lapora, Faza Dhora Nailufar, Jumat (20/1).

Baca juga: Elektabilitas Dewanti-Punjul Tinggi, Majid-Kasmuri Terendah

Praktek pemberian uang atau barang dari calon oleh masyarakat dinilai hal wajar. Hasil survei kali ini tidak jauh berbeda dengan survei Juni lalu, yakni 52 persen.

“Kali ini, angkanya di 51 persen atau hanya berbeda 1 persen. Artinya, temuan ini konsisten dari temuan awal, masyarakat menilai wajar,” jelasnya.