Lapas Lowokwaru Miliki Museum Baru, Sajikan Koleksi Sejarah Peninggalan Belanda

Peresmian Pendjara Lowokwaroe
Peresmian Pendjara Lowokwaroe. (deny rahmawan)

MALANGVOICE – Lapas Kelas I Lowokwaru Malang memiliki museum baru. Museum ini diresmikan Kakanwil Kemenkum HAM Jatim, Krismono, Selasa (16/6).

Museum Pendjara Lowokwaroe ini berada di dalam lapas paling depan. Di dalamnya terdapat beberapa benda sejarah peninggalan Lapas Lowokwaru sejak pertama kali didirikan.

Kalapas Lowokwaru, Anak Agung Gde Krisna, mengatakan, beberapa barang itu antara lain kendaraan truck dan sepeda kayuh. Ada dua truk yang digunakan pada zaman dahulu untuk mengangkut napi.

“Mulai dari mobil untuk mutasi dan memindah hunian napi. Sepeda ontel untuk patroli, alat tenun, mesin jahit serta barang foto-foto peninggalan sejarah,” katanya.

Dengan adanya museum ini, dikatakan Anak Agung, bisa dijadikan pembelajaran mengenang sejarah.

“Ini jadi pelajaran semangat dulu pelayanan baik, apalagi sekarang harus lebih baik lagi. Jadi kami mengumpulkan benda sejarah. Kami minta semua lapas kalau ada benda sejarah tidak terawat bisa dikumpulkan di sini,” lanjutnya.

Benda sejarah yang ada di Museum Pendjara Lowokwaroe ini paling lama tahun 1950, yakni meja kantor pertama Kalapas pada zaman itu.

Ke depan, Anak Agung berencana membuat Museum Pendjara Lowokwaroe dijadikan kunjungan masyarakat luar selain pengunjung lapas.

“Akan dicantolkan dengan di Ngajum, jadi kumpul di museum kemudian nanti akan diangkut ke ngajum dan silakan keliling di sana,” ujarnya.

Sementara itu Kakanwil Kemenkum HAM Jatim, Krismono, sangat mengapresiasi inovasi dari Lapas Lowokwaru ini. Ia mengklaim musem di dalam lapas baru ditemui di Malang.

“Kami apresiasi museum karena kita jangan lupakan sejarah. Di sini banyak peninggalan Belanda masih ada. Kemudian juga sebagai wahana edukasi, anak-anak sekolah ke sini bisa tahu penjara seperti apa. Bisa untuk umum. Bisa juga jadi taman rekreasi,” tandas mantan Kalapas Lowokwaru periode 2015-2018 ini.