Lama Vakum, Malang Tempo Doeloe Kembali Hadir di Ijen

Konseptor Festival Malang Tempo Doeloe, Dwi Cahyono. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Setelah cukup lama vakum, Festival Malang Tempo Doeloe (MTD) kembali digelar tahun ini. Ajang yang sempat rutin digelar tiap tahun sejak 2006 ini bakal hadir lagi di Jalan Ijen, Kota Malang, 12 November 2017 mendatang. 

Berbeda dengan perhelatan sebelumnya yang berlangsung selama beberapa hari, kali ini Festival MTD hanya digelar sehari. Lokasinya pun tak lagi di sepanjang Jalan Ijen, melainkan dipusatkan di sekitar Simpang Balapan sampai depan Gereja Katedral. 

Konseptor Festival MTD, Dwi Cahyono, menyebut, ajang kali ini merupakan penawar rindu bagi masyarakat. “Banyak yang bilang kangen MTD, tidak hanya warga Malang, tetapi juga dari luar daerah. Karena itu, event ini ibarat obat kangen,” ungkapnya kepada MVoice belum lama ini.

Berdasarkan catatan MVoice, Festival MTD setidaknya telah absen selama lima tahun. Ajang ini terakhir digeber pada tahun 2012 silam dengan tema ‘World Heritage Site’. Pada 2013, para penggagas event memutuskan tidak menggelar Festival MTD, karena berdekatan dengan Pilkada Kota Malang. 

Pada 2014, event mirip MTD sempat digelar di Jalan Basuki Rahmat sekitar Kayutang dan Alun-alun Merdeka Kota Malang. Saat itu, tema yang diusung ialah ‘Satoes Akoe 100 Lakoe’. Hanya saja, Dwi Cahyono mengklarifikasi bahwa event itu bukan termasuk rangkaian Festival MTD. 

“Kalau MTD ya harus di Jalan Ijen, karena yang diamankan kan nilai sejarah kawasan itu. Kalau yang tahun 2014 itu untuk menghormati ulang tahun ke-100 Kota Malang, jadi ada event itu,” paparnya. 

Lebih lanjut, dia menjelaskan, Festival MTD memiliki tema tersendiri setiap digelar. Pada 2011 misalnya, panitia mengusung tema ‘Discovering Heritage’. Tahun ini, panitia juga telah menyiapkan konsep menarik. 

“Ada gabungan momentum sebagai latar yang diambil, yakni kelahiran Kota Malang dan Malang Bumi Hangus. Ini kan masih berdekatan dengan Hari Pahlawan, masyarakat harus tahu bahwa perjuangan di Surabaya juga terjadi di Malang. Daerah-daerah sekitar Surabaya justru memperkuat perjuangan itu,” tambahnya.(Coi/Yei)