Lagi-lagi Bau Menyengat TPA Tlekung Dikeluhkan Warga

Situasi TPA Tlekung (Achmad Sulchan An Nauri)

MALANGVOICE – Lagi-lagi tempat pembuangan akhir (TPA) Tlekung kembali diprotes warga akibat bau menyengat. Berkali-kali kejadian ini terulang dimana bau menyengat itu sampai ke pemukiman warga.

Bau menyengat itu, berdasarkan keterangan warga, sampai ke Kecamatan junrejo. “Padahal jaraknya jauh, sejauh 2 kilometer,” jelas salah satu warga, Bambang Sumarto.

Ia berharap Pemkot Batu untuk memindahkan tempat pembuangan yang saat ini ke lahan atasnya yang menjadi kepemilikan Perhutani. “Lokasi yang di atas cukup bagus dengan kontur tanah yang cekung,” jelas pria yang juga merupakan anggota DPRD Kota Batu itu.

Pemindahan itu atas dasar kekhawatiran melubernya timbunan sampah jika menggunakan lahan yang lama. “10-20 tahun jika menggunakan lahan yang lama bisa meluber,” tambahnya.

Tahun 2019 lalu, Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu memang mengagendakan perluasan memanfaatkan lahan milik Perhutani. Jarakanya berkisar dua kilometer dari TPA Tlekung ke lahan milik Perhutani yang diperkirakan seluas 1,8 hektar.

Menurutnya, DLH selaku leading sector yang menangani sampah perlu menamami pohon di sekitar TPA, seperti tanaman kiacret atau eukaliptus. Hal ini untuk menetralisir bau tak sedap.

“Kalau bau sampah hingga ke pemukiman, berdampak pula pada kesehatan warga. Aroma sampah tak sedap akan mengganggu sistem pernafasan kalau lama-lama dihirup warga,” imbuh dia.

Menurutnya, lambat laun area penampungan sampah tidak akan mampu lagi menampung sampah dari seluruh wilayah Kota Batu. DLH Kota Batu mencatat tiap harinya seberat 108 ton sampah yang dikirimkan ke TPA Tlekung. Hingga akhir Oktober terhimpun bobot sampah mencapai 87.773 meter kubik.

Penampungan yang bisa dikatakan sudah over kapasitas ini menjadi salah satu timbulnya aroma sampah hingga ke pemukiman. Sampah yang over kapasitas di tempat penampungan menyulitkan pula untuk menerapkan pola sanitary landfill.

“Maka perlu dibuatkan lahan baru. Kalau terus ditumpuk maka bisa berbahaya mengakibatkan longsor,” imbuh politisi Golkar itu.(der)