Kuota Kedokteran di UB Menurun, Ini Sebabnya

Calon mahasiswa kedokteran harus belajar ekstra. (Anja)
Calon mahasiswa kedokteran harus belajar ekstra. (Anja)

MALANGVOICE – Calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi S1 kedokteran tampaknya harus belajar lebih ekstra. Pasalnya kuota peneriman di prodi kedokteran menurun dibandingkan tahun lalu. Di Universitas Brawijaya (UB) Malang misalnya, seleksi tahun ini akan lebih ketat.

Hal ini diterangkan dalam Permenristekdikti 43/2017 mengenai regulasi kuota nasional mahasiswa baru dokter dan dokter gigi. Prodi dengan nilai tertinggi maksimal menerima 250 mahasiswa kedokteran dan 200 mahasiswa kedokteran gigi. Sedangkan prodi nilai terendah hanya boleh menerima 50 mahasiswa baru kedokteran dan 25 mahasiswa kedokteran gigi. Artinya kuota untuk mahasiswa kedokteran turun.

Dekan Fakultas Kedokteran UB, Dr dr Sri Andarini, mengatakan, di fakultasnya, rasio keketatan persaingan pada prodi Farmasi 1:42. Sedang prodi Pendidikan Kedokteran perbandingannya 1:30. Begitu juga dengan Ilmu Gizi.

“Jadi bukan cuma kedokteran saja yang semakin ketat, farmasi juga, ilmu gizi juga. Tingkat keketan itu juga karena banyaknya peminat pada prodi itu. Dari tahun ke tahun semakin ketat,” kata dia.

Pada penerimaan mahasiswa baru 2018 nanti, kedokteran hanya menerima 224 maba agar bisa menjaga kualitas. Kemudian Ilmu Keperawatan sebanyak 100 maba. Prodi Farmasi sebanyak 120, Kebidanan 110 dan Ilmu Gizi sebanyak 110 orang.

“Tapi saat ini kami malah akan menambah kuota mahasiswa untuk jenjang S2 dan S3,” pungkasnya. (Der/Ery)