Kremasi, Unjuk Kreativitas Mahasiswa Unmer Sekaligus Munculnya Hantu Ningsih

Ajang Kremasi mahasiswa Unmer. (Deny rahmawan)

MALANGVOICE – Mahasiswa program studi Ilmu Komunkasi (Ikom) Universitas Merdeka (Unmer) Malang unjuk kreativitas di acara Kreasi Mahasiswa Komunikasi (Kremasi), Kamis (3/1).

Acara yang menunjukkan karya dari anak-anak broadcasting dan advertising ini berupa film pendek dan pemutaran berita serta iklan. Meski karya itu merupakan tugas dari semester 5, namun banyak mengundang decak kagum dari ratusan undangan yang hadir.

Dekan Fakultas FISIP Unmer, Dr Sukardi, mengatakan, acara semacam ini bisa jadi penggerak untuk semakin memotivasi mahasiswa Unmer dalam menciptakan sebuah karya yang menarik.

“Tantangan demi tantangan harus dilalui. Apalagi di era modern ini semuanya semakin berkembang, terutama industri film,” katanya.

Sukardi pun menilai, dari karya mahasiswa Unmer ini sudah pantas diorbitkan ke tingkat yang lebih tinggi. Ia yakin jika terus diseriusi, maka hal tersebut pasti bisa tercapai. Mahasiswa juga diminta semakin kritis menanggapi isu-isu nasional dalam berkarya.

Dalam acara Kremasi, pemutaran film pendek “Tiga 13elas” jadi yang paling ditunggu. Film garapan Dark House Film yang disutradarai M Iqbal Syah Lubis ini menceritakan seorang pemuda bernama Angga (Rivaldi Anjar) yang dihantui sosok makhluk halus, Ningsih (Amelia Miranda).

Teror Ningsih pun lama kelamaan diketahui ada hubungan dengan angka 13. Angka yang sama di hari Ningsih memutuskan bunuh diri, yakni 13 Februari 2009.

Iqbal Syah Lubis menjelaskan, film berdurasi 15 menit ini merupakan hasil remake dari 2013 dan 2015. Sampai akhirnya Iqbal memutuskan mengubah semua cerita dan menciptakan sosok bernama Ningsih.

“Film ini masih 80 persen selesai karena target perilisan. Dari film sendiri sengaja memang kami ingin menciptakan sosok Ningsih berbeda dari sebelumnya,” kata dia. Karena itu pula sosok Ningsih juga dihadirkan dalam acara Kremasi agar lebih dikenal dan membawa suasana horor.

Nantinya, Iqbal ingin film Tiga 13elas bisa segera rampung dan diikutkan dalam festival film terdekat di 2019.

“Genre horor sekarang ini memang disukai. Karena itu juga kami akan berupaya mengikutikan film ini dalam festival di genre yang sama. Semoga bisa segera 100 persen,” lanjutnya.

Tak hanya itu, di akhir acara Kremasi juga ditampilkan film yang memenangi Eagle Awards, yakni Pusenai, The Last Dayak Basap. (Der/Ulm)