Korban Arisan Bodong Sempat Terima Keuntungan

IH (kiri) bersama korban penipuan lainnya di kantor polisi. (deny rahmawan)

MALANGVOICE – Salah satu korban penipuan arisan bodong melapor ke Polres Malang, Rabu (30/6).

Korban yang berinisial IH (28) diarahkan melapor ke Polres Malang, karena lokasi transfer ke Nurul alias NA berada di Kabupaten Malang,

IH mengaku, dirinya tertipu arisan bodong senilai Rp12,6 Juta, dan penipuan arisan tersebut dari saling mengenal di dunia maya melalui media sosial Facebook.

“Awalnya saya sudah berteman dengan si ketua arisan itu bernama Nurul Anisa (NA). Trus dia sering mengapload soal arisan itu di Facebook. Saya akhirnya bertanya dan tertarik untuk mengikutinya. Bahkan saya bergabung dengan groupnya di WhatsApp,” katanya, saat di temui awak media, usai melapor ke SPKT Polres Malang, Rabu (30/6).

Baca juga: Polisi Masih Tampung Aduan Korban Arisan Bodong Berkedok Investasi

Wanita berjilbab itu mengatakan, dari arisan bodong tersebut, dirinya sempat mendapat keuntungan di awal. Namun, akhirnya mengalami kerugian.

“Saya sempat ikut dua kali, dan memang nyata bertambah uangnya. Misalkan ada yang Rp 905 ribu menjadi Rp 1,1 juta, dan uang langsung di transfer ke rekening. Sebenarnya arisan itu mulai Bulan Januari, tapi saya pelajari dulu hingga Bulan April. Setelah saya yakin, saya gabung. Awalnyanya lancar-lancar saja, tapi akhirnya saya memasang 8 atau 9 slot dengan total Rp 12,6 juta. Namun setelah itu tidak ada kabar,” jelasnya.

Baca juga: Korban Arisan Bodong Kembali Lapor ke Polresta Malang Kota

Karena tidak ada kejelasan, lanjut IH, dirinya memutuskan untuk mencari tahu keberadaan ketua dari arisan itu. Namun malah mendapat kabar rumahnya telah dijual. Bahkan sempat mendapat info mengontrak, tapi tidak ada.

“Terakhir hilang kontak 25 Juni 2021 kemarin. Rumah NA yang alamatnya sesuai di KTP ternyata sudah di jual. Tapi, saya mendapat kabar jika NA mengontrak di daerah Bandulan Kota Malang, tapi saya cari tidak ada,” ulasnya.

Akibat arisan bodong itu, tamnbah IH, diduga telah merugikan banyak korban. Bahkan nilai hingga mencapai Rp. 1,4 miliar.

“Kalau di group whatsapp nya itu ada 180 orang. Setahu saya, tadi banyak anak-anak mahasiswanya. Jika dilihat dari list jumlah yang setor total Rp1,4 miliar. Kalau saya pribadi Rp 12,6 juta,” tandasnya.(der)