Kembangkan SDM, Unisma Gelar Sarasehan Peningkatan Kapasitas LPTNU

Kemenristek (paling kanan) (istimewa)
Kemenristek (paling kanan) (istimewa)

MALANGVOICE – Universitas Islam Malang (Unisma) kian aktif menunjukkan eksistensi dan tekad kuat untuk berbenah. Kali ini Unisma menggelar Sarasehan bertemakan Peningkatan Kapasitas LPTNU (Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama) dalam Menunjang Pengembangan Sumberdaya Manusia di Indonesia.

Menghadirkan narasumber Ketua Dewan Pembina Unisma, Prof Dr KH M Tholchah Hasan dan Sekjen Kemenristek Dikti, Prof Ainun Naim, PhD.

Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Usman Bin Affan lantai 7 ini juga dihadiri oleh sejumlah rektor dari LPTNU, jajaran yayasan, rektorat, dekan serta dosen Unisma.

Suasana Sarasehan (istimewa)
Suasana Sarasehan (istimewa)

Rektor Unisma, Prof Dr H Masykuri MSi dalam press rilis yang diterima MVoice, mengatakan, kegiatan bertujuan untuk menjalin silaturahmi serta mengembangkan perguruan tinggi yang menjadi kekuatan besar Nahdlatul Ulama.

“Kami mengangkat tema Peningkatan Kapasitas LPTNU, karena kami yakin di dalamnya ada sumberdaya yang hebat,” kata Masykuri dalam sambutannya.

Ia menambahkan, Unisma bisa menjadi sebesar ini karena perjuangan para pendiri serta rektor-rektor pada periode yang sebelumnya.

“Saya melanjutkan perjuangan rektor terdahulu dan kini Unisma sudah mulai maju, Unisma sudah punya 13 profesor,” jelasnya lagi.

Setiap hari, dia selalu mendengungkan kepada seluruh civitas akademika untuk selalu membawa agenda perubahan.

“Mulai dari bawah sampai pimpinan selalu membawa agenda perubahan yang jelas dan menghasilkan sesuatu. Itu merupakan upaya kami,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Tholchah juga menyampaikan, banyak perguruan tinggi yang memiliki perbedaan sangat mencolok.

“Mengembangkan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tidak selalu identik dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Kalau dibandingkan jelas berbeda karena kita tidak mendapat anggaran dari pemerintah sehingga perlu usaha yang masimal,” tuturnya.

Menurutnya, perjalanan Unisma sangat panjang mulai dari tahap bertahan sampai dengan tahap bersaing.

“Dulu masih belum begitu memiliki kepercayaan dari masyarakat. Kini alhamdulillah sudah mendapat kepercayaan masyarakat,” katanya bangga.

Sementara itu Ainun mengatakan, perguruan tinggi bisa bertahan dikarenakan adanya sistem kelola yang baik.

“Negara kita masih banyak hal yang harus diselesaikan. Masalah pendidikan jangan dianggap masalah tapi anggaplah sebagai acuan untuk berkembang,” tuturnya.

Menurutnya, kebutuhan masyarakat terhadap lulusan juga berubah seiring kemajuan zaman sehingga civitas akademik harus tanggap dan segera berbenah.