Keluhan Pelaku UKM Jadi PR Komite Ekonomi Kreatif

Kasubid Ekonomi dan Keuangan Barenlitbang Kota Malang, Willstar Sinaga. (Lisdya Shelly)

MALANGVOICE – Dari hasil Focus Group Discussion (FGD) beberapa waktu lalu, ada beberapa pekerjaan rumah (PR) bagi komite ekonomi kreatif. Hal tersebut dijelaskan Kasubid Ekonomi dan Keuangan Barenlitbang Kota Malang, Willstar Sinaga.

Dari beberapa keluhan para pelaku UKM di Kota Malang di antaranya yang paling dominan adalah kurangnya Komunikasi antar pelaku UKM.

“Seperti halnya pengrajin kriya, mereka memerlukan komunikasi lebih intens antara akademisi (dalam hal ini SMK) dengan pelaku industri kriya, supaya SDM yang dihasilkan bisa langsung terjun ke industri baik sebagai operator maupun sebagai pengrajin,” papar Will kepada MVoice, Rabu (30/5).

Selain itu, pengrajin kriya ternyata juga membutuhkan pasar kerajinan. Baik dengan konsep konvensional ataupun konsep gallery.

“Dari FGD kemaren kami juga melihat karakteristik industri kriya di Kota Malang. Di Kota Malang bisa menjadi production house (rumah produksi) industri kriya, karena banyak pelaku usaha dan produknya sudah banyak yang terjual ke luar Malang. Sehingga kebijakan, fasilitasi dan perencanaan yang dibuat harus bisa mendukung karakter industri kriya di Kota Malang,” imbuhnya.

Will mengatakan untuk itu perlu adanya sinergi antara kriya dengan subsektor yang lain seperti desain interior, DKV maupun fashion agar bisa semakin meningkatkan kualitas produk maupun inovasi produk.

Di sisi lain, fasilitasi pemerintah dalam rangka pengurusan Kekayaan Intelektual (KI) untuk produk-produk kriya juga dirasa sangat perlu.

“Pelatihan dan peningkatan kualitas pelaku usaha yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan akademisi,” imbuhnya.

Selain itu, juga diperlukan fasilitasi Promosi produk-produk kriya, baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional.

“Kalo promosi pakai media sosial sudah 80 persen. beberapa produk tidak dipromosikan secara online karena kuatir tidak mampu melayani permintaan pasar. Beberapa produk kriya ada yang diproduk secara custome, by request, jadi perlu waktu yang cukup untuk pengerjaannya,” tegasnya.

“Semua keluhan-keluhan dari pelaku UKM maupun Kriya masih kami godok,” pungkasnya. (Der/Ery)