Keluarga Pasien Siapkan Gugatan Hukum

Imam Ilmiawan (dokumentasi keluarga)

MALANGVOICE – Keluarga Imam M Ilmiawan akan mengajukan gugatan hukkum kepada pihak RS dr Saiful Anwar (RSSA) Malang terkait dengan penelantaran yang diterimanya saat hendak berobat ke rumah sakit tersebut.

Gugatan diajukan, bila pihak RSSA tidak memiliki ittikad baik dalam hal memberikan keterangan dan sebab penelantaran pasien. “Jika tidak ada ittikad baik dari RSSA kami akan lakukan gugatan,” kata Dono Rosyidim, ayah pasien, Senin (10/8).

Dikatakannya, keluarga hingga saat ini masih menunggu pertanggungjawaban rumah sakit. Ini dikakukan, karena Imam Ilmiawan sendiri melakukan operasi di RSSA dan saat jahitan operasinya lepas, rumah sakit Pemprov Jatim ini terkesan lepas tangan.

“Kami menunggu ittikad baik dan tanggungjawab mereka, kalau tidak ada kami siapkan gugatan hukum,” tegasnya.

Imam Ilmiawan menjadi bulan-bulanan pihak RSSA di tengah kondisinya yang cukup kritis.

Petugas rumah sakit menolak menangani Imam, padahal diketahui ia sedang dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Pasien ini, pada Sabtu (8/8) pagi dilarikan ke RSSA oleh keluarganya, karena bekas jahitan operasi usus buntunya terbuka.

Padahal, Imam baru saja dioperasi oleh dr Hananto di RSSA pada Minggu (2/8) lalu, sekitar pukul 13.30 WIB.

“Kami sangat miris, karena setelah sampai Instalasi Gawat Darurat (IGD) petugas mengembalikan pasien begitu saja,’ ungkap Dono Rosyidin, Ayah Imam.

Kepada Dono, petugas mengaku pada waktu itu belum ada jadwal kontrol sehingga ia disarankan kembali pada hari Selasa. Bahkan celetukan petugas bernada sinka sempat mengagetkan keluarga.

” Kalau luka begini, bawa saja ke puskesmas,” ucapnya menirukan logat petugas tersebut.

Ia mengaku sempat heran dengan perlakuan petugas RSSA, sebab, saat dibawa ke rumah sakit, kondisi sang putra sangat mengkhawatirkan dengan luka jahitan yang membengkak dan terus mengeluarkan cairan.

Akhirnya, pihak keluarga membawa pasien ke Puskesmas. Dari situ betapa terkejutnya Dono, saat petugas Puskesmas mengatakan kondisi jahitan sangat parah dan harus segera dirujuk ke Rumah Sakit.

“Petugas Puskesmas saja tahu, kalau ini berbahaya, kok RSSA bilang itu tidak masalah,” ungkapnya.

Akibat pelayanan buruk rumah sakit itu, keluarga terpaksa merogoh kocek Rp 10 juta untuk membenahi jahitan tersebut di RSI Islam Aisyah. Padahal, sebelumnya saat dirawat di RSSA keluarga mengeluarkan kocek sebesar Rp 7 juta.-