Kejar Target, 150 Inseminator se-Jatim Didriil Pelatihan

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) Kementerian Pertanian, Dr. Ir Widi Hardjono memberikan pengarahan kepada Inseminator se-Jatim di BBPP Batu, Senin (9/10). (Azis)

MALANGVOICE – Sejumlah 150 petugas inseminasi buatan (IB) atau biasa disebut inseminator Provinsi Jawa Timur mengikuti uji kompetensi di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP), Songgoriti, Kota Batu, Senin (9/10).

Mereka didriil pelatihan untuk mendapatkan sertifkasi petugas insemonator yang dikoordinir Kementrian Pertanian kolaborasi Dinas Peternakan Provinsi Jatim.

Perlu diketahui sebelumnya, IB atau inseminasi buatan adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus atau disuntikkan. Tujuannya untuk menghasilkan kebuntingan hewan, terutama sapi yang baik.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dr. Ir Widi Hardjono mengatakan, tujuan uji kompetensi ini agar petugas inseminator semakin berkompeten. Target IB untuk Jatim yang dipatok 3 juta IB pertahun juga agar terpenuhi.

“Harapannya dengan semakin kompeten, target sapi terinseminasi dan bunting tercapai. Jatim masuk salah satu wilayah penyangga produksi sapi,” kata Widi ditemui MVoice.

IB di Jatim, lanjut Widi, memang jumlahnya terpenuhi banyak. Namun untuk sapi sampai bunting jumlahnya kecil. Setelah dievaluasi, ada kendala dalam SOP tehnik penyuntikan.

“Kalau suntik salah bisa bikin lubang di alat reproduksi, akibatnya tidak efektif (tidak bunting). Maka solusinya sekarang peningkatan SDM ini,” urainya.

Kepala BBPP Batu, Apri Handono MM menambahkan, agenda ini output yang ditargetkan adalah memberikan legalitas sertifikasi uji kompetensi. Petugas inseminasi wajib mendapatkan itu sebagai bentuk profesionalisme.

“Ada assessment dulu dan pemeriksaan berkas. Jika lulus akan diberi sertifikat yang dikeluarkan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi),” pungkasnya.(Der/Yei)