Kajian Pakar Transportasi Tak Sesuai Ucapan Anton

Ketua Laboratorium Transportasi dan Penginderaan Jauh FT UB, Hendi Bowoputro. (Muhammad Choirul)

MALANGVOICE – Pernyataan Wali Kota Malang, HM Anton, yang menyebut penerapan jalur satu arah di lingkar Universitas Brawijaya (UB) lebih efektif dibanding jalur dua arah, ternyata tidak sesuai hasil kajian akademik.

Data yang diterima MVoice dari Laboratorium Transportasi dan Penginderaan Jauh Fakultas Teknik (FT) UB menunjukan, penerapan dua arah lebih efektif mengurai kemacetan dari pada satu arah.

Ketua Laboratorium, Hendi Bowoputro, mengatakan kajian ini dilakukan dengan membandingkan derajat kejenuhan arus lalu lintas di lingkar UB, antara penerapan dua arah dan satu arah plus kompensasi jalur angkutan kota.

“Derajat kejenuhan ini dihitung dari kapasitas jalan dengan volume kendaraan di sana,” ungkap Hendi usai acara forum lalu lintas di Balai Kota Malang, siang ini.

Dari lima simpang di lingkar UB, ada tiga simpang yang memiliki derajat kejenuhan lebih rendah ketika penerapan dua arah. Tiga simpang, yakni simpang empat di Jalan Bandung-Veteran- Bogor, simpang empat Jalan Coklat-Soekarno Hatta- Cengkeh, dan simpang empat Jalan Veteran-Bendungan Sutami- Bendungan Siguragura-Jalan Sumbersari, memiliki arus lalu lintas lebih lancar ketika diterapkan dua arah.

Sementara, hasil kajian untuk ruas jalan justru menunjukkan perbandingan significan. Enam ruas, dari delapan ruas jalan di lingkar UB memiliki derajat kejenuhan lebih rendah yang berarti arus lalu lintas lebih lancar, ketika diterapkan dua arah.

Enam ruas itu yakni Jalan Mayjen Panjaitan, Jalan MT Haryono, Soekarno Hatta lintas selatan ke utara (S-U), Jalan Soekarno Hatta lintas utara ke selatan (U-S), Jalan Sumber Sari, dan Jalan Veteran lintas timur ke barat (T-B).

Sementara, penerapan satu arah hanya memperlancar arus lalu lintas di ruas Jalan Bogor dan Jalan Veteran lintas barat ke timur (B-T). “Dari data ini, masyarakat sudah bisa menilai, biar mereka yang mengambil kesimpulan,” tambah Hendi.-