Jalan Terjal Singo Edan di Markas Persebaya

Persebaya Surabaya vs Arema FC

MALANGVOICE – Arema FC kerap menemui jalan terjal ketika bertandang ke markas Persebaya Surabaya. Momok tersebut turut menyelimuti Singo Edan saat menghadapi Bajul Ijo di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (6/5) mendatang, dalam lanjutan Liga 1 2018.

Hal tersebut tidak lepas dari rekor pertemuan kedua kesebelasan ketika berlaga di Surabaya. Dari 10 pertandingan, Arema sama sekali belum pernah meraih kemenangan. Di lain pihak, Persebaya berhasil 7 kali membukukan kemenangan. Sedangkan 3 laga sisanya dilalui dengan hasil imbang.

Tim kebanggaan Aremania itu bahkan sempat mengalami 2 kali kekalahan dengan dengan skor cukup fantastis. Tercatat, pada kompetisi Divisi Utama 1995/1996 dan Divisi Utama 1997, Persebaya menggilas Arema dengan skor masing-masing 3-0 dan 6-1.

Sebenarnya, Arema pernah nyaris mencuri 3 poin dari Persebaya dalam kompetisi Divisi Utama, 30 Desember 2007 silam. Dalam laga yang berlangsung di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya, Arema sempat unggul lebih dulu.

Kala itu, keunggulan sementara Arema tersaji lewat gol cepat saat pertandingan baru berjalan dua menit. Tendangan bebas gelandang Ronni Firmansyah melewati pagar hidup Persebaya dan gagal dihentikan penjaga gawang Dedi Sutanto.

Keunggulan tersebut bertahan hingga turun minum meski barisan Green Force kerap melancarkan serangan bertubi-tubi. Kiper Arema saat itu, Hendro Kartiko, tampil layaknya pahlawan yang berkali-kali meredam gempuran bekas tim yang pernah dibelanya.

Memasuki babak kedua, tensi tinggi kian tersaji, ditambah nuansa panas di luar lapangan mengingat puluhan ribu Bonek mulai geram dengan kuatnya pertahanan Singo Edan. Kondisi ini mempengaruhi permainan kedua kesebelasan yang kian keras menjurus kasar.

Grafis (Ulum/Mvoice)

Puncaknya, terjadi baku hantam antara legiun asing Persebaya, Antoni Jomma Ballah, dengan pilar Arema, Sutaji, pada menit ke-85. Akibat keributan itu wasit Purwanto asal Kediri mengeluarkan keduanya dari lapangan.

Pertandingan pun sempat terhenti sekitar 12 menit akibat perkelahian pemain itu. Ditambah lagi sejumlah Bonek mulai masuk ke area tepi lapangan dan lemparan berbagai benda dari tribun penonton terus melayang.

Para pemain Arema pun sempat berlari ke bench untuk menyelamatkan diri. Suasana panas mereda ketika pemain senior Persebaya, Bejo Sugiantoro menghalau Bonek di tepi lapangan agar kembali ke tribun penonton.

Saat pertandingan dilanjutkan, kedua tim tetap bermain dengan tensi tinggi. Petaka bagi Arema terjadi di ujung laga ketika Bejo Sugiantoro menceploskan gol penyama kedudukan di injury time. Hasil imbang 1-1 menutup pertandingan tersebut.

Manager Arema kala itu, Satrija Budi Wibowo, menilai bahwa gol balasan Persebaya merupakan efek dari ulah suporter yang melempar batu ke dalam lapangan. Alhasil Hendro salah membaca arah bola. “Saya kecewa. Gol Bejo Sugiantoro murni karena terpantul batu,” ungkapnya kepada wartawan saat itu, sebagaimana dilansir detik.com. (Coi/Ery)