Jalan Tembus Sukorejo-Batu Dinilai Maksimal Atasi Macet

Kemacetan, Masalah Menahun Malang Raya

Volume kendaraan di pusat Kota Batu mengalami peningkatan saat libur Natal dan Tahun Baru setiap tahunnya.(miski)
Volume kendaraan di pusat Kota Batu mengalami peningkatan saat libur Natal dan Tahun Baru setiap tahunnya.(miski)

MALANGVOICE – Pemerintah Kota Batu menaruh harapan besar adanya pembangunan jalan tembus Sukorejo, Kabupaten Pasuruan-Kota Batu di tahun 2017. Jalan tembus itu disinyalir dapat mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Batu beberapa tahun belakangan.

Program pembangunan tersebut digagas Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pemprov menyiapkan anggaran Rp500 miliar-Rp600 miliar. Rencananya, pembangunan jalan sepanjang 43 km yang melintas di tiga kabupaten/kota ini dilakukan secara bertahap. Sebanyak 2,8 km di antaranya berada di wilayah Kota Batu.

“Jalan by pass, bukan jalan tol, sehingga kendaraan apapun bisa melintas. Lebar jalan sekitar 25 meter, lebih besar dari jalan Pasuruan-Malang saat ini,” kata Kepala Dinas PU Bina Marga, Kota Batu, Arif Assiddiq, saat berbincang dengan Mvoice.

Untuk kelancaran proyek ini dibutuhkan lahan mencapai 11 hektar. Pemkot Batu baru mengalokasikan Rp10 miliar di tahun 2017 dari perkiraan kebutuhan mencapai Rp50 miliar.

“Rapat terakhir dengan PU Bina Marga Provinsi, Bina Marga Pasuruan dan Kabupaten Malang, ada sedikit perubahan jalur. Pertimbangannya, karena kontur tanah dan medan, sehingga bisa menelan biaya besar apabila tetap mengacu rencana awal,” ungkapnya.

Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Siap-siap Terjebak Macet di Kota Batu!

Baca juga: Tidak Cukup Sekadar Jalur Alternatif Atasi Kemacetan di Batu

Namun Arif belum menjelaskan secara detail perubahan jalur yang dimaksud.”Nanti jalan tersebut akan terhubung di sekitar jembatan kali lanang, Pandanrejo,” lanjut dia.

Jalan tembus ini, kata dia, akan mempermudah wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu, sehingga tidak lagi terjebak macet di Purwosari, Lawang, Singosari, dan Karangploso.

Petugas Lantas menunjukkan titik kemacetan melalui Pos Pantau CCTV.(Miski)
Petugas Lantas menunjukkan titik kemacetan melalui Pos Pantau CCTV.(Miski)

Bagi Pemerintah Kabupaten Malang, pembangunan ini dinilai sangat strategis, karena bisa mengembangkan wilayah, khususnya di lereng Gunung Arjuna, Lawang, Singosari dan Karangploso. Kondisi sama diakui Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Meski begitu, jalan tembus itu baru bisa digunakan tahun 2018. Selain jalan by pass, nantinya akan dibangun trotoar dan drainase.

“Jika proses pembebasan lahan di Kota Batu cepat, pembangunannya bisa tahun depan. Pemprov menyerahkan sepenuhnya pembebasan lahan ke daerah,” ungkap mantan Camat Batu ini.

Kadinas Perhubungan, Siswanto,mengaku, jalan tembus akan memecah konsentrasi kendaraan dari arah Pasuruan-Malang-Batu. Selama ini, jalur utama menuju Malang Raya akses masuknya baru dari Lawang.

Menurutnya, keberadaan jalan ini nantinya dapat mengurangi 70-80 persen jumlah kendaraan yang masuk dari Karangploso-Batu.

“Semua daerah harus duduk bersama mengatasi kemacetan. Bukan hanya kepentingan Kota Batu, tapi Malang Raya,” katanya.