Insiden Laka Candi Kidal Dinilai Lukai Rasa Budaya

Satu unit mobil menabrak Candi Kidal. (Istimewa)
Satu unit mobil menabrak Candi Kidal. (Istimewa)

MALANGVOICE – Insiden kecelakaan yang terjadi di Candi Kidal, Tumpang, Kabupaten Malang, Selasa (25/7) dini hari, disesalkan sejumlah pemerhati budaya. Arkeolog Universitas Negeri Malang (UM), Dwi Cahyono, menyebut kejadian itu sebagai petaka arkeologi.

Betapa tidak, kejadian itu menimbulkan kerusakan pada pagar dan gerbang depan situs. Lebih parah lagi, dalam skala tertentu bagian depan pipi tangga candi induk serta stuktur sisa platfera di depan candi induk juga mengalami kerusakan.

Baca juga: Kehilangan Kendali, Dokter Tabrak Candi Kidal

“Jelas ini melukai rasa budaya, mengingat Candi Kidal adalah tinggalan utama Kerajaan Singhasari, tempat pendharmman Raja Anusapati,” ungkapnya.

Selain itu, Candi Kidal juga telah ditetapkan sebagai BCB Peringkat Nasional. Dia mempertanyakan motif apa dibalik kejadian ini.

“Perusakan situs, pencurian artefak, ataukah ada hal-hal spesifik dan luar biasa lainnya?” sebutnya.

Pertanyaan itu hinggap di benaknya bukan tanpa alasan. Upaya perusakan terhadap peninggalan sejarah sebelumnya sudah pernah terjadi.

Beberapa tahun lalu, terjadi pula pencurian artefak-artefak di Candi Kidal, termasuk sepasang arca kepala naga di ujung pipi tangga. Dwi Cahyono bersyukur benda yang dicuri itu saat ini sudah ditemukan kembali.

“Tentu kejadian kali ini belum tentu dengan motif itu. Karena itu, motif-motif lainnya musti diusut tuntas, apa latar atau modusnya,” pungkasnya.


Reporter: Muhammad Choirul Anwar
Editor: Muhammad Choirul Anwar
Publisher: Yunus Zakaria