Hari ini, Universitas Negeri Malang Adakan Perkuliahan Tatap Muka

Mahasiswa scan Peduli Lindungi sebelum masuk kelas. (Istimewa)

MALANGVOICE – Perkuliahan tatap muka di Universitas Negeri Malang (UM) dimulai Senin (25/10).

Perkuliahan secara luring khususnya di Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini diikuti 963 mahasiswa atau sekitar 48,7 persen.

Sedang mahasiswa S2 dan S3 yang mengikuti kuliah secara luring hanya hanya 25 persen.

“Selebihnya masih memilih secara daring,” ujar Dekan FMIPA, Prof Dr Hadi Suwono M.Si, Senin (25/10).

Sesuai surat edaran rektor, perkuliahan luring dimulai minggu ke-9, Senin 25 Oktober 2021 sampai minggu ke 16.

Dua dosen yang mengajar di laboratorium karena praktikum tidak dapat digantikan. Saat daring susah mempresentasikan. (Istimewa)

Seperti diketahui, saat ini yang sedang kuliah secara luring adalah mahasiswa yang belum merasakan kuliah di kampus, yakni Angkatan 2020/2021 dan Angkatan 2021/2022.

Menurut Prof Hadi, blanded learning ini memadukan dua model luring dan secara daring. “Karena praktikum FMIPA tidak dapat diajarkan secara daring,” tegasnya.

Dikatakan, untuk luring mahasiswa harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan.

Misalnya mahasiswa diminta datang dua minggu sebelum perkuliahan berlangsung dan harus menjalani karantina mandiri selama 10 hari.

Selain mengisi form persetujuan wali, mahasiswa juga sudah vaksin kedua. “Kalau pun vaksin pertama masih bisa diterima asal menunjukkan hasil tes antigen yang menyatakan negatif,” tuturnya.

Pihak kampus pun melaksanakan prokes cukup ketat. Sebelum memasuki kampus di pintu gerbang Jl Semarang diperiksa suhunya.

Sebelum memasuki ruang kuliah mahasiswa melakukan scan barkot pada aplikasi pedulilindungi untuk mengetahui jumlah mahasiswa yang masuk kampus UM.

Sedangkan ruang kuliahnya sendiri telah disterilisasi sebelum dan setelah perkuliahan.

Menurutnya, sterilisasi ada dua cara, sterilisasi dengan menggunakan desinfektan basah dan yang kedua untuk ruangan yang tidak bisa menggunakan wifi light,

“Sterilisasi kita semprot dan kita biarkan sekitar satu jam menunggu kering Kalau pakai wifilight dengan jeda setengah jam,” terangnya.

Pembelajaran blanded ini dosen harus memberikan pelayanan luring sekaligus daring.

Dua dosen FMIPA yang berada di laboratorium Kimia merasa senang dapat melakukan praktikum secara langsung.

“Selama pandemi kalau akan praktik harus membuat video. Selain lebih ribet mahasiswa kurang optimal,” ujar Mike yang mengaku kelasnya lebih hidup.

Kesannya kelasnya lebih hidup karena mahasiswa dapat mengutarakan pertanyaannya secara langsung.

Mahasiswa lebih antusias mengikuti perkuliahan secara tatap muka. Interaksi langsung dapat membuat mahasiswa lebih semangat.

“Apalagi praktikum yang diutamakan skill harus langsung. Hal ini yang tidak dapat digantikan,” tuturnya.

Sementara Meydi Indhira mengaku lebih senang pembelajaran tatap muka. “Memahami materi pas, kalau daring berat soalnya nggak langsung. Nggak komunikatif dan nggak bisa interaksi,” ujar mahasiswi Jurusan Matematika murni ini.

Menurut mahasiswi Meydi dari Jakarta ini, dengan tatap muka, interaksi lebih jelas dan mudah dimengerti.

“Yang penting selalu menaati protokol kesehatan dan juga jaga jarak,” tambahnya.(der)