Harga Bawang Air Tetap Stabil di Curah Hujan Tinggi

Petani Bawang Air (Aan)

MALANGVOICE – Hujan yang hampir setiap hari melanda menyebabkan petani mengalami hanyak dampak negatif. Hasil panen bahkan sempat menyusut akibat terlalu banyaknya air yang masuk ke tanaman. Seperti yang dialami petani bawang daun, Yono Supomo di Kelurahan Sisir, Batu.

“Untungnya cuma tidak nyiram saja mas. Lebih banyak rugi sebenarnya,” ungkapnya (15/01). Penyusatan yang dialaminya bahkan hampir menyentuh 30 persen. Dari lahan yang memiliki luas seribu meter persegi ini biasanya bisa menyentuh 1,5 ton ketika musim kemarau.

Tapi, sekarang menyusut hanya menjadi 1 ton saja sekali panen. Pupuk yang tidak bisa terserap secara maksimal pada tanaman, menjadi alasan utamanya.

“Kalau tidak ada hujan kan setelah di siram baru diberi pupuk, jadi penyerapan bisa di lakukan tumbuhan dengan baik. Sekarang, belum terserap saja udah hilang kena hujan,” jelasnya.

Tanaman yang busuk juga jadi faktor susutnya jumlah panen. Ia mengaku jika telat sedikit saja dalam perawatan maka resikonya untuk busuk pasti tinggi. Tak jarang dia harus puas akan hasil yang minim dan tidak sebanding dengan pengeluaran.

Upaya penanggulangan yang bisa Yono lakukan, ialah pembuatan got sebagai tempat pembuangan air. Parit di setiap petak lahannya dibuat agak dalam, mencegah agar tidak terjadi genangan. Dengan begitu, resiko untuk tanamannya terendam sedikit bisa diminimalisir.

Penjualan terbesarnya meliputi Surabaya, Tulungagung dan sebagian besar kota di Jawa Timur. “Selain kestabilan harga pasar yang baik. Saya berharap agar cuaca bisa mendukung, supaya petani juga tidak terlalu rugi dengan biaya dan tenaga yang sudah dikeluarkan,” Harapnya.

Harga bawang daun sekarang mencapai Rp 5 ribu per satu kilogramnya. Cendrung stabil dengan harga yang ada di beberapa minggu lalu.(der)