Hardiknas, Mahasiswa Tuntut Penyelesian Beberapa Persoalan Pendidikan

Aliansi Mahasiswa UM berdemo di depan gedung Rektorat. (Lisdya)

MALANGVOICE – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada Selasa (2/5) ini, sejumlah aliansi mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) menggelar aksi.

Mereka menuntut kepada pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tersebut untuk memperhatikan kasus-kasus di dunia pendidikan di depan Gedung Rektorat.

Dalam aksi tersebut, mereka juga menuntut berbagai persoalan, di antaranya, mendesak UM untuk turut aktif mengawal terwujudnya pendidikan nasional yang lebih baik.

“Kami mendesak pimpinan UM untuk turut aktif mengawal pendidikan di Indonesia,” ujar salah satu orator.

Kedua, mendukung UM menjadi kampus inklusi sesuai dengan Permendiknas nomor 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif.

“Salah satunya terkait pelayanan disabilitas. Banyak mahasiswa disabilitas yang kesusahan saat masuk ke gedung, terutama gedung lama. Jadi, mereka harus dibopong oleh teman-temannya untuk naik tangga,. Kami menuntut UM untuk membenahi fasilitas bagi disabilitas” ujar Koordinasi Lapangan, Yoga Abi Zakariya.

Ketiga, menuntut perbaikan pendidikan melalui kampus yang menyelenggarakan sistem pendidikan yang jujur adil dan transparan.

Keempat, menuntut UM melakukan klarifikasi terkait permasalahan statuta UM, yang dihadiri oleh mahasiswa UM.

Terkait persoalan statuta, beberapa waktu lalu, Ketua Tim Statuta UM, Imam Agus Basuki mengatakan, UM menjadi salah satu PTN dari enam PTN yang tergugat.

“Kami masih menunggu jawaban dari Kemenristek Dikti,” ujar Imam seperti yang telah diberitakan MVoice.

Kelima, para demonstran meminta UM untuk mengajukan usulan anggaran pendidikan tinggi dan bantuan operasional, yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan tinggi Indonesia.

Terakhir, menetapkan peraturan mengenai transparansi dan perbaikan sistem keringanan, yang diatur secara umum oleh UM dalam perundang-undangan yang menjamin kepastian hukum bagi orang tua mahasiswa.

Dalam aksinya, para demonstran menyuarakan aksinya lewat teatrikal hingga menuntut pimpinan UM untuk turun. (Der/Ulm)