Hama Ulat Mengintai Petani Akibat Curah Hujan Tinggi

Petani menunjukkan tanaman dan hama ulat. (Istimewa)

MALANGVOICE – Berbagai hama dan curah hujan tinggi menjadi tantangan para petani belakangan ini. Mereka mengaku kesulitan untuk mengatasinya. Seperti hama ulat yang menyerang tanaman bawang prei yang berada di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, Minggu (06/12).

Hama tersebut memaksa petani untuk mendapatkan hasil yang tidak maksimal dari panennya. “Gimana mau ditanggulangi? Setiap selesai disemprot pasti turun hujan. Jadi seperti sia-sia, belum terserap secara sempurna sudah luntur terkena air,” jelas salah satu petani bawang prei, Muriadi.

Dari lahan berukuran 400 meter persegi normalnya dia bisa memperoleh 1 ton hasil panen. Tetapi. Dengan segala halangan yang ada. Kini, ia hanya memperoleh panen sebesar 4 kwintal.

Perawatan yang dilakukan demi mengatasi hama ulat ditengah musim hujan tinggi sudah dilakukan. Ia rutin melakukan penyemprotan selama 3 hari sekali. Padahal pada musim kemarau umumnya tanaman hanya disemprot sekali dalam 7 hingga 10 hari.

Penyemprotan juga dilakukan menjelang petang. Alasannya karena ulat yang bersembunyi di rongga daun akan keluar jika malam hari. “Kalau disemprot pagi hari percuma, mereka sembunyi didalam rongga. Melakukian perawatan malam haripun juga seperti percuma karena hujan turun,” tambahnya sambil tertawa.

Harga bawang prei dipasaran saat ini sedang mengalami penurunan, meski tidak signifikan. Normalnya bawang ini dihargai Rp 7 ribu per kilogram. Namun, karena jumlah barang yang lebih banyak ketimbang permintaan. Membuat harganya turun menjadi Rp 5 ribu setiap kilogramnya.

“Semoga cuacanya bisa kembali mendukung. Kalau soal harga tergantung rezeki, kami petani manut saja,” harapnya. Penjualannya sendiri sendiri sudah mencapai Pulau Kalimantan. Seperti Tenggarong dan Banjarmasin.(der)