Gawat, Sungai Brantas Malang Tercemar Mikroplastik

Komunitas Environmental Green Society (Envigreen Society) mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang meneliti kandungan air Sungai Brantas. (Istimewa)

MALANGVOICE – Pencemaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas di wilayah Malang Raya kian serius. Berdasarkan penelitian Environmental Green Society sungai tersebut terpapar mikroplastik.

Hal itu diungkap Para Peneliti Muda yang terhimpun dalam Komunitas Environmental Green Society (Envigreen Society) mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Sejumlah enam mahasiswa melakukan riset sejak 30-31 Agustus 2020. Tepatnya dengan Rapid Assessment for microplastic contamination in Brantas River Ecosystem (Penilaian cepat untuk kontaminasi di Ekosistem Kali Brantas).

Hasil penilaian cepat ini menunjukkan buruknya kualitas air akibat terdapat kontaminasi mikroplastik. Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran lebih kecil dari 5 mm. Sangat berbahaya apabila mikroplastik mengontaminasi makhluk hidup, karena dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, hormon, bahkan dapat meningkatkan risiko kanker.

“Kami melakukan pemantauan kesehatan Kali Brantas pada 3 lokasi yang berbeda yaitu di Bumiaji (Kota Batu), Sengkaling (Kabupaten Malang) dan Klojen (Kota Malang), tepatnya di daerah pasar hewan Splindit dengan mangamati kontaminasi mikroplastik. Hasil penelitian kami semuanya positif mengandung mikroplastik dari jenis fiber, filamen dan fragmen,” ujar Rafika Aprilianti, salah satu peneliti Komunitas Environmental Green Society, melalui keterangan tertulisnya.

Ia melanjutkan, bantaran sungai dan saluran-saluran anak Kali Brantas banyak dijumpai sampah-sampah plastik termasuk kantong plastik sekali pakai. Sampah plastik yang terdiri dari kemasan-kemasan saset, tas kresek, dan botol plastik dan styrofoam yang kemudian akan terdegradasi menjadi serpihan plastik berukuran kecil bahkan sampai 0,1 hingga 5 mm.

Mikroplastik terdapat beberapa macam. Ada yang berjenis fiber yaitu berasal dari serat pakaian, ada yang berjenis filamen yaitu berasal dari pecahan-pecahan plastik yang telah terdegradasi dan ada yang berjenis fragment yaitu berasal dari potongan-potongan plastik dengan polimer sintetis yang kuat.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa Kali Brantas di daerah Malang didominasi oleh mikroplastik jenis fiber yang bersumber dari serpihan tekstil,” ujar Aan Alfin Pamungkas, salah satu peneliti mikroplastik.

Ketiga lokasi pengamatan semuanya mengandung mikroplastik. Antara lain di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ditemukan 10 mikroplastik dalam 100 litet air Kali Brantas, Kecamatan Sengkaling ditemukan 19 mikroplastik dalam 100 litet air, dan Kecamatan Klojen ditemukan 15 mikroplastik dalam 100 liter air.

Peneliti dari Environmental Green Society Alaika Rahmatullah meyakini, bahwa salah satu penyebab pencemaran mikroplastik adalah tidak adanya sistem layanan pengangkutan sampah oleh pemerintah setempat, sehingga sampah-sampah plastik yang terdapat di bantaran sungai dapat memasuki aliran sungai.

“Yang kemudian terdegradasi menjadi serpihan-serpihan mikroplastik,” jelasnya.

Menyikapi problem Kali Brantas Malang yang terkepung oleh pencemaran mikroplastik, maka komunitas Peneliti Muda yang tergabung dalam Environmental Green Society (Envigreen Society) mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai dan harus ada tanggung jawab produsen terhadap pengendalian sampah plastik yang banyak ditemukan di Kali Brantas.(der)