Gak Mbois, Minat Penelitian Siswa Belum Diwadahi Maksimal

Ahmad Taufiq saat ditemui MVoice (anja)
Ahmad Taufiq saat ditemui MVoice (anja)

MALANGVOICE – Tingginya minat siswa untuk melakukan penelitian ternyata belum diwadahi secara maksimal oleh pihak sekolah.

Menurut dosen Fisika Universitas Negeri Malang, Dr Ahmad Taufiq, ketika dia beberapa kali menjadi juri di Olimpiade Penelitian Siswa Kota Malang, dia menemukan bahwa minat siswa untuk melakukan penelitian sangat besar.

Di usia yang masih belia, siswa sanggup menelurkan ide kreatif dan inovasi menarik. Namun, dilihat dari hasil tulisan mereka, Ahmad menilai sebagian siswa kurang bimbingan guru. Minat itu tidak diimbangi pembinaan optimal dari guru pembimbing di sekolah.

“Faktanya, SDM guru untuk membina siswa melakukan penelitian masih kurang. Ya, meskipun hanya beberapa guru saja yang punya minat dan mau meluangkan waktu untuk siswa itu,” kata Ahmad.

Menurutnya, selain bimbingan langsung. Guru atau sekolah perlu menerapkan proses pembelajaran yang kontekstual sehingga merangsang siswa berpikir ilmiah. Menurutnya, jiwa peneliti harus ditanamkan sejak dini ke siswa.

“Terkait karya ilmiah, kami berharap guru benar-benar punya niatan dan mendampingi secara maksimal,” katanya.

Kendala lain yang dihadapi biasanya adalah terkait anggaran penelitian sekokah yang tidak memadai. Namun, Ahmad optimis masalah biaya bisa terselesaikan melalui peran orang tua yang besar.

“Sebagian orangtua sangat mendukung penuh anak mereka melakukan penelitian. Bahkan dari segi biaya orang tua mau terlibat,” tukasnya.

Meski demikian, Ahmad optimistis, siswa masih sanggup berkarya meski kurang bimbingan guru. Mengikuti kelompok karya ilmiah remaja (KIR), menurutnya bisa jadi solusi untuk mengikat komitmen guru pembimbing dan siswa peneliti.

Ahmad mencontohkan SMAN 1 Malang dan SMAN 3 Malang sebagai sekolah yang patut dicontoh dalam memfasilitasi siswa mereka dalam kegiatan penelitian.