Gaduh MOG Imbau Tak Pakai Atribut Natal, Gerakan Gusdurian: Mencederai Toleransi

MALANGVOICE – Gerakan Gusdurian Muda (Garuda) Malang menyatakan menolak surat edaran Mal Olympic Garden (MOG) yang mengimbau tidak memakai atribut Natal. Garuda Malang mendesak pihak manajemen mal untuk menarik surat yang ditujukan kepada para pemilik tenan tersebut.

Kordinator Gusdurian Malang Rio Ardian mengatakan, surat edaran itu telah mencederai kebebasan demokrasi. Peraturan atau edaran juga berpotensi menjadi legitimasi terjadi kekerasan atas agama dan kelompok minoritas lainnya.
Garuda Malang memberikan pesan tegas, bahwa tidak bisa membiarkan sikap yang dapat mencederai kebebasan aktivitas beragama. Serta mencegah kegaduhan masyarakat Kota Malang.

“Aparat penegak hukum perlu menindak ormas yang melakukan sweeping pelarangan menggunakan atribut Natal,” kata Rio dalam keterangan tertulisnya,yang diterima MVoice, Rabu (27/11).

Melihat situasi itu, lanjut dia, Garuda Malang menyatakan, menolak surat edaran yang mencederai keharmonian dalam toleransi yang dikeluarkan manajemen pusat perbelanjaan (MOG). Hak beribadah dan hak rasa aman merupakan hak dasar bagi setiap Warga Negara Indonesia (WNI) sesuai amanat konstitusi UUD 1945 pasal 29 ayat 2 dan pasal 28E tentang Hak Asasi Manusia.

“Oleh karena itu, segala kebijakan yang melanggar hak-hak tersebut tidak bisa diterima,” ujarnya.

Beberapa poin penting lainnya, Garuda Malang mendesak aparat penegak hukum untuk menegakkan hak konstitusi warga negara, dan tidak ragu dan takut kepada kelompok manapun yang mencederai keberagamaan.
Mendesak manajemen pusat perbelanjaan tidak mengeluarkan surat edaran yang menyebabkan intoleransi keagamaan serta tidak membiarkan berbagai tindakan intoleransi.

Garuda Malang mengajak para pemuka agama untuk mengambil kepemimpinan aktif dalam memperkuat tali persaudaraan sebangsa di antara kelompok umat beragama. Terutama di tingkatan akar rumput. Bahu membahu menjaga nilai keberagaman dan mengajak masyarakat untuk dapat menyikapi persoalan ini dengan bijak. Tidak mudah terprovokasi oleh sentimen kebencian dan permusuhan. Namun aktif bertindak dan tidak diam saat terjadi ketidakadilan dan penindasan.

Penggerak Garuda Malang (Gerakan Gusdurian Muda Malang) meyakin bahwa bangsa Indonesia memiliki kearifan yang mengakar dan mengikat bangsa Indonesia selama ini yaitu nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, keadilan dan keberadaban, persatuan, permusyawaratan, serta keadilan sosial dalam Pancasila. Akhir-akhir ini nilai-nilai kearifan terasa terkikis, dan masyarakat dikorbankan dengan banjir gagasan kebencian kepada kelompok yang berbeda. semuanya adalah korban paham yang mengajarkan kebencian dan permusuhan, yang telah mengebiri nilai-nilai kebersamaan dan persatuan dalam keberagaman.

“Menggarisbawahi bahwa muncul gejala sikap anti toleransi dan kebebasan melaksanakan keberagamaan setiap individu dan kolektif. Sejumlah lembaga meneliti sikap intoleransi tersebut. Untuk itu, semua pihak harus terlibat untuk menjaga keharmonian dalam keberagamaan di Kota Malang,” tutupnya. (Der/Ulm)