Era Disrupsi Teknologi, Para Pelaku Startup Perlu Kembangkan Inovasi

Staff Presiden, Achmad Erani Yustika bersama para pembicara usai seminar nasional di FEB UB. (Lisdya)

MALANGVOICE – Saat ini, Indonesia tengah dihadapi disrupsi teknologi, yakni pergeseran pola industri gaya lama menjadi sebuah industri yang berbasiskan teknologi dan pengetahuan.

Seperti yang dicontohkan Dekan FEB UB, Nurkholis, disrupsi teknologi yang dimaksudkan adalah perannya startup. Bahkan, tak sedikit dari kalangan milenial yang saat ini mulai mengembangkan startup.

“Startup itu adalah isu yang sekarang ini lagi dibicarakan banyak orang dan besar sekali pengaruhnya. Kalau sudah muncul perkembangannya semakin pesat, dan itu mempengaruhi banyak sektor. Dan disrupsi terjadi di situ,” ujarnya usai seminar nasional BRIEF FEB UB, Kamis (25/7).

Pengaruh dari perkembangan startup sendiri adalah para pelaku mampu meyakinkan banyak investor lokal bahkan investor asing.

Untuk itu, di era disrupsi teknologi ini diperlukan adanya sebuah inovasi bagi para pelaku startup. Staff Presiden, Achmad Erani Yustika mengatakan, apabila para pelaku startup tidak mengembangkan sebuah inovasi, maka yang terjadi adalah bisnis tersebut akan tertinggal.

“Begitu dia berhenti melakukan inovasi, maka kompetitor lainnya itu yang akan mengambil konsumen. Jadi, tidak boleh berhenti dan itu berlaku untuk bidang apa saja,” tegasnya.

“Jadi, di sinilah awal mula perubahan perekonomian tergantung pada
kerberlanjutan inovasi dan teknologi,” tandasnya. (Hmz/Ulm)