Elektabilitas Dewanti-Punjul Tinggi, Lapora: Bukti Mesin Partai Bekerja

Survei Pilwali Kota Batu

Hasil Survei Laboratorium Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) Fisip Universitas Brawijaya.(miski)
Hasil Survei Laboratorium Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) Fisip Universitas Brawijaya.(miski)

MALANGVOICE – Tingginya elektabilitas Pasangan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Batu nomor 2, Dewanti Rumpoko-Punjul Santoso karena mesin partai dinilai berjalan baik.

Elektabilitas Dewanti-Punjul 63,0 persen, disusul Gus Din-Angga 12,5 persen, Rudi-Sujono 8,5 persen dan Majid-Kasmuri 6,8 persen, dengan 9,2 persen di antaranya belum memberikan jawaban.

Sedangkan popularitas Dewanti-Punjul mencapai 72,0 persen, dan tingkat kesukaan masyarakat terhadap Dewanti-Punjul 69,3 persen.

“Artinya, mesin partai pengusung dan pendukung nomor 2 berjalan. Baik pengurus, anggota, simpatisan dan relawan partai bekerja di bawah,” kata Peneliti Lapora Fisip Universitas Brawijaya, Wawan Sobari, Jumat (20/1).

Baca juga: Elektabilitas Dewanti-Punjul Tinggi, Majid-Kasmuri Terendah

Baca juga: Hasil Survei Lapora: Hanya 3,6 Persen Warga Memilih Karena Putra Daerah

Baca juga: Lapora: Politik Uang Tak Efektif di Pilwali Batu

Dikatakan, pengalaman beberapa mahasiswanya yang magang dan jadi relawan dari keempat Paslon, sekretariat dan kegiatan yang paling berjalan adalah nomor 2.

Apakah elektabilitas nomor 2 bisa turun, mengingat tersisa 27 hari sebelum pemilihan?

“Selama tim pemenangan nomor 2 bisa menjaga citra positif Paslonnya, sulit bagi tiga Paslon lain untuk mengejarnya,” ungkap dia.

Popularitas, kesukaan dan elektabilitas terhadap Paslon nomor 2 cukup tinggi dan selisih angkanya tidak terlalu mencolok. Kecuali, lanjut dia, popularitas terhadap Dewanti-Punjul tinggi, tapi kesukaan warga rendah.

“Jika demikian, maka bisa dikatakan membahayakan, tapi hasil survei kali ini menunjukkan ketiga sektor tersebut sama-sama tinggi,” papar dia.

Apalagi, hanya terdapat 9,2 persen yang menyatakan belum menentukan pilihan. Berbeda dengan Pilgub DKI Jakarta yang angkanya dikisaran 30 persen, sehingga peluang ketiga Paslon untuk menang terbuka lebar.

“Sekalipun 9,2 persen itu nantinya menentukan pilihan kepada salah satu dari tiga Paslon (kecuali nomor 2), maka angkanya belum bisa menyamai perolehan nomor 2,” tandas dia.