Ekonomi Indonesia Turun, Terutama Dalam Sektor ini

Staff Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika saat memberi sambutan dalam acara Seminar Kampus di UB Malang. (Lisdya)

MALANGVOICE – Selama 56 tahun terakhir perekonomian Indonesia menurun drastis terutama dalam kontribusi sektor pertanian.

Dari data Kementrian Keuangan (Kemenkeu) mencatat angka kontribusi sektor pertanian di tahun 2018 sebesar 13 persen. Sedangkan pada tahun 1962 mencapai 56,3 persen, angka ini sangat jauh dari yang telah ditargetkan.

Staff Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika mengatakan, lambatnya transformasi ekonomi pertanian menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya daya serap tersebut.

“Sangat berjalan lambat ekonomi kita,” kata Erani Yustika saat memberi sambutan pada seminar kampus di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Kamis (13/9).

Ternyata daya serap tenaga kerja untuk sektor pertanian berkisar diantara 38 persen hingga 40 persen. Seharusnya, daya serap tenaga kerja yang tinggi tersebut mampu mendongkrak kontribusi pertumbuhan ekonomi.

“Kalau daya serap tenaga kerja tinggi, seharusnya kontribusi ekonomi juga tinggi,” tegasnya.

Dikatakannya, ketidakseimbangan tersebut terjadi karena para petani ataupun pengusaha melakukan penjualan pertanian tanpa diolah.

“Mereka menjual bahan mentah, jadi hasilnya kecil. Coba lihat, mahal mana kelapa sawit atau minyaknya yang sudah diolah?,” katanya seraya mencontohkan.

Dia menyarankan agar percepatan transformasi ekonomi dibarengi dengan peningkatan SDA di setiap daerah. Jika nantinya dua hal ini dijalankan bersama, maka kontribusi sektor pertanian akan semakin meningkat. (Hmz/Ulm)