Dunia Terbelah, Ketidaksetaraan Sosial dan Hak Reproduksi Jadi Sebabnya

Kepala BKKBN saat ditemui wartawan. (Anja Arowana)

MANGVOICE – Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana (BKKBN) dan UNFPA memaparkan Laporan Situasi Kependudukan Dunia 2017. Hasilnya terjadi penambahan penduduk selama satu dekade terakhir sebanyak 1 miliar menjadi total 7 miliar.

Hal itu menyebabkan dunia ‘terbelah’ karena masih adanya ketidaksetaraan kompleks di bidang sosial, ekonomi, dan hak reproduksi.

Kepala BKKBN, Dr Surya Chandra Surapaty, mengatakan ketidaksetaraan itu terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Surya pun mengungkapkan fakta mengejutkan, di mana ada 43 persen kehamilan tidak diinginkan terjadi tiap tahunnya atau sebanyak 89 juta. Angka aborsi pun sama tingginya yaitu 47 juta dan 10 juta angka keguguran.

Semua itu kebanyakan dialami wanita berstatus sosial miskin, tinggal di desa atau yang berpendidikan rendah. Dan 20 persen wanita miskin tidak mendapatkan bantuan kesehatan saat melahirkan.

“Di negara kaya, masyarakat punya jangkauan layanan lebih lengkap. Isu gender antara lain pada ibu dan bayi kematiannya paling tinggi terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Mereka tidak punya kemampuan menentukan kapan hamil dan dimana harus melahirkan,” tandasnya, Senin (17/10).

Dalam upaya pencegahan ledakan penduduk dan ketidaksetaraan hak reproduksi, BKKBN, lanjut dia, akan berupaya mengampanyekan program KB melalui kemitraan dengan akademisi dan lembaga lain.(Der/Yei)