Dua Kali Longsor di Dusun Brau, BPBD Kota Batu: Warga Harus Direlokasi Permanen

Kawasan longsor Dusun Brau (Aan)

MALANGVOICE – Selasa (02/02) malam di Dusun Brau telah terjadi longsor yang meruntuhkan kamar belakang rumah seorang warga. Malam sebelumnya yakni pada hari Senin (01/02) alarm EWS milik BPBD Kota Batu berbunyi sebanyak 17 kali menandakan ada pergerakan tanah.

“Dari kemarin pagi kami sudah melakukan kegiatan disini untuk menyiapkan relokasi sementara. Kita sudah antisipasi karena malam sebelumnya sirine EWS terus berbunyi,” jelas Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu.

Begitu sirine EWS berbunyi 17 kali BPBD Kota Batu langsung lakukan kajian cepat dengan hasil dilakukan relokasi semenyara disini. Relokasi sempat terhambat pada pukul 17.00 WIB, Selasa (02/01) akibat hujan lebat dan tim BPBD Kota Batu kembali ke Posko.

“Lalu pada pukul 20.00 WIB ada laporan warga bahwa ada pergerakan tanah lagi. Kami krmbali ke Dusun Brau hingga malam ada yang siaga, sebanyak 11 KK kami relokasi,” kata Agung.

Agung mengatakan bahwa pada hari Selasa malam ada dua titik longsor yang terjadi. Satu menimpa jalan dan satu menimpa rumah warga.

“Sementara kita himbau warga yang tinggal di sana untuk relokasi dulu, kita sudah siapkan fasilitas relokasi. Nanti siang akan kita koorfinasi dengan PLN untuk penerangannya. Kita harapkan sementara waktu mengungsi dahulu,” imbuh Agung.

Sementara itu untuk relokasi permanen Agung mengatakan bahwa masih mencari lahan terlebih dahulu. Pihaknya akan mencarikan tempat relokasi permanen di Dusun Brau sesuai keinginan warga, namun jika tidak ada ya terpaksa di luar Dusun Brau.

“Ini demi keselamatan mereka, karena sudah terbukti longsor dua kali. Jadi memang harus dipindah,” tegas Agung.

Longsor ini dikatakan Agung terjadi karena hujan lebat yang terjadi sejak pagi. Ia mengatakan bahwa memang pada Januari hingga Februari ini musim hujan sedang mencapai puncaknya.

“Titik retakan longsor berada di sisi kiri tebing, settlemen tanah mengalami penurunan 50cm darintanah sebelahnya. Kita prediksi yang longsor di kawasan tersebut tapi malah di kawasan yang lain,” beber Agung.

Agung mengatakan bahwa untuk pembangunan rumah relokasi baru sudah ada anggaran yang disiapkan melalui Belanja Tak Terduga (BTT). Ia menambahkan penggunaan BTT ini sudah sesuai kriteria yakni bencana ini membahayakan hidup dan penghidupan warga.

“Tapi kalau pengadaan lahan lain lagi, tidak harus menggunakan dana BTT. Hanya kalau untuk membangun bisa menggunakam BTT dan sudah siap,” paparnya.

Ia mengatakan bahwa relokasi permanen harus dilakukan pasalnya pada perengan tersebut seluruhnya merupakan tanah yang berpotensi longsor.

“Dalam proses relokasi ini kami menurunkan garda relawan 25 orang. Timnya yang membantu kami hingga penanaman vertiber. Dari BPBD Kota Batu semuanya kita kerahkan ke sini, sekitar 40 orang,” tandasnya.(der)