Dosen UB Kenalkan Jamu Kepada Mahasiswa Jepang

Ekspresi mahasiswa cicipi jamu. (Istimewa)
Ekspresi mahasiswa cicipi jamu. (Istimewa)

MALANGVOICE – Mahasiswa Ritsumeikan University, Jepang untuk pertama kalinya mencicipi jamu asli Indonesia. Mereka diajak langsung Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja sama Universitas Brawijaya (UB), Dr Ir M Sasmito Djati mencicipi jamu herbal tersebut dalam kegiatan kuliah tamu ‘ Sinergetic Approach between Herb Formula and Multicomplex Physiological Action, di Jepang, Rabu (15/11)

Sasmito menjelaskan pentingnya jamu sebagai bagian bagi kehidupan masyarakat Indonesia terutama masyarakat Jawa. Jamu tidak hanya dipandang sebagai minuman yang terbuat dari tanaman toga tapi telah dianggap sebagai minuman kesehatan dan obat selama berabad-abad.

“Masyarakat Jawa telah mempercayai jamu sebagai holistic system untuk upaya tradisional dalam penyembuhan penyakit dari yang ringan hingga yang berat selama berabad-abad lamanya. Tapi dalam waktu yang lama tak ada penelitian scientific terkait khasiat jamu dan efek sampingnya untuk manusia,” katanya.

Tak lupa Sasmito mengajak mahasiswa untuk mencicipi minuman jamu kunyit asem, jamu lidah buaya, dan jamu alang-alang. Tampak peserta dari Jepang agak ragu-ragu untuk minun jamu yang telah diracik oleh mahasiswa Indonesia dan mahasiswa dari UB yang mengikuti perkuliahan ini.

Untuk diketahui, kegiatan kuliah tamu ini diselenggarakan oleh Biosource Research Centre and Asia-Japan Research Institute, Ritsumikan University. Dan kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerja sama ke beberapa universitas di Kyoto dan Tokyo, Jepang.

Ritsumeikan University sebagai tuan rumah kuliah tamu ini berkolaborasi dengan UB untuk meneliti
lebih lanjut tentang kehebatan dan mekanisme jamu. Universitas swasta ini juga menggandeng Prof Widodo dari Fakultas MIPA dan mahasiswa pasca sarjana Biologi UB, dan Dinia Dwijayanti untuk melakukan project penelitian bersama dalam pengembangan Jamu dan obat herbal Jepang yang lebih dikenal dengan Kampo.(Der/Aka)