Dorong Kemunculan Batik Khas Batu, Disparta Gelar Kompetisi

Penyerahan MoU antara Kadisparta, Arief As Siddiq dan Ketua KADIN Endro Wahyu Wijoyono

MALANGVOICE – Kompetisi Desain Batik Khas Batu 2021 digelar Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu pada 24 Maret 2021 nanti. Kompetisi itu diadakan guna menstimulus kemunculan batik khas Kota Batu.

Sejak hari ini, Selasa (17/03) hingga besok Rabu (18/03) diselenggarakan workshop untuk para peserta. Sebanyak 100 peserta dari Kota Batu yang mengikuti kompetisi ini.

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan, pengembangan batik di Kota Batu merupakan tugas dan fungsi dari Disparta Kota Batu. Disparta bertanggung jawab atas pengembangan ekonomi kreatif seperti produk UMKM yang salah satunya adalah batik.

“Jiwa seni masyarakat Kota Batu ini saya rasa bagus sekali. Dengan adanya kompetisi ini saya yakin akan bisa memunculkan batik khas Kota Batu yang berkualitas,” jelasnya.

Arief mengatakan Kota Batu memiliki banyak ikon yang bisa dijadikan corak batik yang khas seperti apel, bantengan, jaranan, sayur, pegunungan, Alun-Alun Kota Batu, Balai Kota Among Tani Batu, dan masih banyak lagi.

“Saya rasa setiap desa memiliki khasnya sendiri-sendiri. Potensi ini bisa dijadikan corak khas tiap desa,” imbuhnya.

Ketika setiap desa sudah memiliki corak batik khasnya sendiri, ia yakin batik di Kota Batu bisa sekuat oleh-oleh Kaos Joger di Kota Batu. Ia berjanji akan memfasilitasi pengembangan batik di Kota Batu.

“Kita bisa mengadakan pameran. Kita sudah siap semuanya. Tempat dan seluruh teknis pamerannya kami yang memfasilitasi,” tegasnya.

Arief mengungkapkan, dibanding daerah lain kunjungan wisatawan kala pandemi Covid-19 masih bagus. Pada tahun 2020 ada sekitar 2,5 juta kunjungan wisatawan.

“Meskipun turun jauh dari tahun 2019 yang sebanyak 7,2 juta kunjungan, kita masih bagus dibanding kota wisata lain. Ini merupakan potensi pasar oleh-oleh bagi pelaku ekonomi kreatif terutama perajin batik,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Kota Batu, Endro Wahyu Wijoyono mengatakan pasar batik di Kota Batu masih dikuasai batik dari luar. Seperti dari Pekalongan, Madura, Solo hingga Yogyakarta.

“Melalui kolaborasi pelaku seni dan budayawan Kota Batu bisa menciptakan alat komunikasi yang luar biasa. Terutama batik, ini bisa menarik potensi kearifan lokal Kota Batu,” kata dia.

Ia mengapresiasi program Disparta ini, ia merasa gagasan ini adalah langkah yang luar biasa. Batik, menurut dia adalah warisan luhur dari nenek moyang nusantara.

“Pegiat batik Kota Batu harus mempunyai semangat untuk memajukan batik di Kota Batu. Supaya kita tidak kalah dengan daerah lain,” tandasnya.(end)