Dinkes Kota Malang: Penyebab Balita Stunting Bukan dari Faktor Keturunan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Asih Tri Rachmi. (Lisdya)

MALANGVOICE – Bayi atau balita yang mengalami stunting kebanyakan dinilai akibat faktor keturunan atau gen orangtua yang pendek, ternyata hal itu salah.

Dalam dunia medis menyebutkan, meskipun orangtua memiliki tinggi badan yang pendek sama sekali tidak berpengaruh pada ketinggian anak.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Asih Tri Rachmi menegaskan, tak sedikit anak-anak di Kota Malang yang mengalami stunting. Faktor penyebab utama stunting bukanlah karena keturunan atau gen orangtua, melainkan kurangnya keterpenuhan gizi bagi masing-masing bayi.

Kondisi tersebut dapat dialami bayi yang baru lahir jika asupan gizinya kurang terpenuhi sejak masih dalam kandungan.

“Ada salah satu cara untuk mencegah stunting, yakni dengan membiasakan anak-anak untuk mengonsumsi protein. Jadi jangan hanya karbohidrat saja,” katanya.

Wanita berkacamata itu pun melanjutkan, tulang anak-anak tergolong tulang lunak atau terbuka, maka dengan ini masih bisa dilatih untuk terus tumbuh. Selain itu, sejak masih hamil setiap ibu juga harus lebih menjaga asupan gizinya.

“Kehamilan yang sehat tentunya juga membuat anak yang dilahirkan juga sehat,” tegasnya.

Lebih lanjut, wanita yang akrab disapa Asih itu menjelaskan untuk menekan angka stunting, maka yang perlu dilakukan adalah membiasakan hidup sehat. Caranya dengan memakan makanan yang sesuai takaran dan kebutuhan tubuh. Karena masing-masing tubuh tentunya memiliki kebutuhan takaran kalori yang berbeda.

“Harus selalu diingat ya, asupan harus benar dan masing-masing tubuh manusia kebutuhannya berbeda. Jadi kalau makan pagi, siang, dan malam harus diperhatikan. Karena dalam satu hari tentu kalori sebaiknya tidak kekurangan dan tidak berlebihan,” tandasnya. (Der/ulm)