Dilatih Jadi Pemimpin Inspiratif, Mahasiswa Ma Chung Cuci Piring Temannya

Mahasiswa Universitas Ma Chung saat mengikuti Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan di Wahana Ekologi Lawang. (Ma Chung)
Mahasiswa Universitas Ma Chung saat mengikuti Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan di Wahana Ekologi Lawang. (Ma Chung)

MALANGVOICE – Sejumlah 21 calon pengurus lembaga kemahasiswaan di Universitas Ma Chung digembleng pelatihan kepemimpinan selama tiga hari, 24-25 Januari di Wahana Ekologi Lawang. Mereka dididik agar jadi pemimpin yang inspirastif.

Felik Sad Windu Wisnu Broto selaku Ketua pelaksana kegiatan mengatakan, tujuan dari pelatihan bertajuk OBOR 2 ini untuk mendidik mahasiswa agar mampu menjadi pemimpin yang inspiratif. Seorang pemimpin, menurutnya, tidak akan mampu mempengaruhi orang lain jika tidak mampu menginspirasi sekelilingnya.

“Dan inspirasi itu menjadi efektif jika dilandasi nilai-nilai keutamaan. Mahasiswa selama tiga hari dua malam didorong untuk menjadi pemimpin bangsa yang inspiratif,” kata Felik kepada MVoice.

Bentuk dorongan tersebut, lanjut Felik, dikemas dengan berbagai tantangan. Ada banyak tantangan yang diberikan dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai keutamaan untuk seorang pemimpin yang inspiratif. Mulai dari menyuapi temannya saat makan, mencuci piring temannya, menyiapkan makan untuk temannya, tidur di tenda yang tidak nyaman, menjalankan tugas dengan batasan waktu, serta tetap beraktivitas meskipun hujan.

Mahasiswa Universitas Ma Chung saat mengikuti Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan di Wahana Ekologi Lawang. (Ma Chung)
Mahasiswa Universitas Ma Chung saat mengikuti Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan di Wahana Ekologi Lawang. (Ma Chung)

“Sejak awal berdiri, Universitas Ma Chung memiliki komitmen untuk mendidik mahasiswa memiliki karakter seorang pemimpin. Ini diakomodir melalui Pusat Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan,” tutup Felik.

Adinda Rahajeng, mahasiswi prodi manajemen semester 7 mengaku senang dengan kegiatan pelatihan OBOR 2 ini. Sebab, dia dituntut untuk bisa mewujudkan nilai-nilai keutamaan meskipun berat. Contohnya adalah nilai ramah dan menyenangkan.

“Bagi saya ini sebuah tantangan. Saya peserta tertua karena sudah semester 7. Berkumpul dengan adik-adik semester 1. Saya harus ramah dan menyenangkan bagi mereka. Kan ndak mudah,” kata Adinda.

“Saya harus mau ndak mau merendah diri juga, bahkan sampai nyuapin mereka dan seterusnya. Pokoknya menantang banget. Keren habis,” imbuhnya.

Ada 9 sesi yang harus diikuti peserta, mulai dari sesi mengenal hakikat kepemimpinan, sesi mengenal diri sendiri, sesi menggali nilai diri, sesi menggali nilai keutamaan, sesi menggali nilai-nilai Ma Chung, sesi Integrasi nilai diri, sesi rancang bangun, sesi tantangan kontekstualitas jaman dan sesi pengenalan potensi dan pemetaan.(Der/Ery)