Diet Mayo Tak Disarankan untuk Pasien Degeneratif

Ahli gizi lulusan Poltekkes Kemenkes Malang, Yuni Lisa Rukmana Amd.Gz (Shuvia Rahma)

MALANGVOICE – Diet mayo saat ini menjadi pembicaraan di kalangan kaum hawa. Diet jenis ini menjanjikan hasil penurunan berat badan hingga 6 KG dalam jangka waktu 15 hari.

Jika dilihat dari kesehatan, diet jenis ini termasuk ekstrim karena penurunan berat badan berlangsung cukup singkat. Menurut ahli gizi lulusan Poltekkes Kemenkes Malang, Yuni Lisa Rukmana Amd Gz, diet mayo sebisa mungkin dilakukan di bawah pengawasan ahli yakni Ahli gizi atau dokter spesialis gizi.

“Diet ini menganjurkan pola konsumsi yang menghindari garam, membatasi minyak dan gula. Sehingga pola pengolahan makanannya lebih banyak rebus, panggang atau steam,” rinci Yuni.

Pola diet tersebut menurut perempuan berjilbab ini hanya bisa dilaksanakan setahun sekali. Selain itu, disarankan diet jenis ini tidak dilakukan oleh orang-orang dengan penyakit tertentu seperti diabetes, hepatitis, kanker, atau gastritis akut.

“Dengan kata lain, tidak dianjurkan untuk penderita penyakit degeneratif,” tegas dia.

Untuk melaksanakan diet mayo, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Usia, jenis kelamin, berat badan, tingkat kesibukan atau aktivitas, hingga riwayat kesehatan.

Faktor tersebut menjadi penting sebab jika ternyata tidak cocok, maka tubuh akan melakukan protes yang indikatornya antara lain, gampang emosi, mudah marah, pusing, hingga timbulnya penyakit maag.

“Karena adanya perubahan pola konsumsi, maka biasanya tubuh akan shock. Bisa jadi yang dulu nggak kena maag, sekarang menderita maag karena perubahan pola konsumsi yang dilakukan secara mendadak serta tanpa pengawasan ahlinya,” kata dia.