Cuma 1 Persen Bangsa Indonesia Akrab dengan Laut

KSAL (tengah) bersama rektor UB

MALANGVOICE – Luasnya perairan di Indonesia ternyata tidak dibarengi kedekatan bangsa dengan kemaritiman. Berdasar data BPS Tahun 2010, hanya ada 2,3 juta penduduk Indonesia yang bersentuhan dengan laut, atau hanya 1 persen dari total penduduk Indonesia.

Rendahnya kedekatan masyarakat dengan kemaritiman, menurut Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Ade Supandi SE MAP, dikarenakan beberapa hal, di antaranya doktrin yang berkembang bahwa bangsa Indonesia memiliki budaya agraris dan kurangnya inovasi kemaritiman.

“Bisa dilihat dari kapal-kapal yang mengeksplorasi zona ekonomi kebanyakan adalah kapal asing seperti Jepang dan Korea. Sementara nelayan kita masing memakai kapal tradisional,” kata dia, saat kuliah tamu di Universitas Brawijaya Malang.

Untuk mengatasi hal itu, Ade menambahkan, perlu dilakukan pembentukan budaya maritim yang tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu pendek. Pasalnya, sejak jaman penjajahan, bangsa Indonesia telah didoktrin dengan budaya agraris, salah satunya tradisi bercocok tanam.

Penerapan dari pembentukan budaya maritim itu, menurut Ade, bisa dimulai dari mahasiswa sebagai pembawa perubahan. Dimana para pembawa perubahan itu diharapkan mampu membangun inklusivisme sebagai bagian dari karakter individu dan menumbuhkan semangat inovasi dan kreativitas yang bisa dimanfaatkan untuk mengelola laut.

“Karena itulah, TNI AL banyak bekerjasama dengan universitas untuk membantu penelitian ataupun survei dalam rangka pengembangan teknologi kelautan,” kata dia.

Dalam kesempatan itu, KSAL memberikan beasiswa senilai Rp 50 juta untuk 10 mahasiswa secara simbolis kepada Rektor UB. Mahasiswa juga mendapatkan doorprize wisata bahari,mfree diving, dan menginap gratis di guest house Lanal Malang.