Community Learning, Pascasarjana Pendidikan Bahasa Inggris Ajarkan Metode Mengajar Kreatif dan Inovatif

MALANGVOICE – Untuk pertama kalinya, kegiatan Community Learning menjadi bagian dalam mata kuliah Teaching English of Foreign Language Instruction (TEFLI) di program pascarjana Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Hari ini, mahasiswa pascasarjana Pendidikan Bahasa Inggris menggelar workshop bertajuk Creative Teaching for Better Learners diikuti puluhan guru bahasa Inggris dari berbagai jenjang dan mahasiswa pendidikan se-Malang Raya dan luar kota.

Dosen matakuliah TEFL, Dwi Poejiastutie MA PhD, mengatakan penting bagi mahasiswa pascasarjana untuk memberikan sumbangsih khususnya ide metodologi mengajar bahasa Inggris yang kreatif dan menarik.

“Ini merupakan tugas matakuliah saya. Harapannya, guru-guru juga bisa mendapatkan wawasan bagaimana sih mengajar bahasa Inggris yang kreatif itu. Akan ada tiga metode pembelajaran yang kami tawarkan ke guru-guru dan kami demonstrasikan, selanjutnya guru bisa memodifikasinya sendiri di kelas mereka sesuai dengan kemampuan siswa,” katanya saat ditemui MVoice.

Dalam kesempatan itu, tiga mahasiswa menyampaikan tiga metodologi mengajar inovatif dan integratif. Anja Arowana menjelaskan metode role-play dan komik sebagai media. Peserta yang telah dibagi dalam bentuk grup diajak untuk menyusun rangkaian komik menjadi cerita yang koheren. Selanjutnya peserta diminta untuk mempraktekkan adegan komik itu di depan kelas.

“Role play atau mini drama sebenernya sering diimplementasikan di kelas, hanya saja kali ini saya menambahkan komik sebagai salah satu medianya. Karena semua orang kenal dan suka komik, kegiatan role play atau ‘acting’ memerankan karakter jadi lebih mudah. Siswa bisa menyesuaikan adegan dengan komik, dan mengarang percakapan bahasa Inggris yang pas. Tadi peserta antusias sekali,” paparnya.

Kemudian, Muhammad Faisol memberikan metode pembelajaran interviewing atau wawancara. Peserta ikut serta mendemonstrasikan mewawancarai teman disampingnya, kemudian mereka diminta menulis detail hasil wawancara dalam kertas. Kertas itu ditempelkan di berbagai tempat dan peserta lain harus membaca isi kertas itu dan mendeskripsikannya di depan kelas.

Terakhir, Nikmatun Nikmah memberikan metode mengajar memanfaatkan lagu. Peserta diajak mendengarkan lagu dan mengisi lirik yang hilang. Hanya saja, aktivitas ini dilakukan berpasang-pasangan.

Tentu saja, kegiatan ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari peserta. Mereka optimis bisa mengimplementasikan metode pembelajaran kreatif dan integratif di kelas.