MALANGVOICE– Fenomena bencana alam kerap mengintai Kota Batu yang memiliki kontur geografis perbukitan. Upaya mitigasi dan rencana kontijensi bencana perlu diperkuat dengan melibatkan partisipasi semua pihak. Sehingga dapat meminimalisir dampak risiko korban jiwa maupun kerugian materiil.
BPBD Kota Batu memiliki peran vital untuk mengedukasi seluruh lapisan agar menumbuhkan kesadaran tanggap bencana. Termasuk memberikan edukasi kebencanaan kepada pelajar mulai jenjang pendidikan SD hingga SMA. Ditargetkan pada tahun 2025 ini, sosialisasi edukasi kebencanaan digelar di 14 lembaga pendidikan di Kota Batu.
Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu menjelaskan, program ini ditujukan agar membentuk kesadaran generasi muda yang tanggap dan memahami risiko bencana yang ada di lingkungan sekitarnya. Sejalan dengan upaya mitigasi mengurangi dampak risiko. Apalagi dalam beberapa catatan kejadian bencana berada di lingkungan sekolah.
Abah Bongkeng Menangis di Depan EIGERIAN Malang Ketika Cerita Banyak Gunung Kotor
“Edukasi kebencanaan ini untuk membangun SDM para pelajar agar tangguh bencana. Program ini digelar secara rutin di sekolah-sekolah. Beberapa waktu lalu di SMK Islam Batu dan SMPN 01 Kota Batu,” ungkap Agung.
Para pelajar dibekali pengetahuan dengan tanda-tanda awal bencana serta langkah darurat yang harus dilakukan. Pembelajaran dikemas melalui metode permainan ular tangga tangguh bencana (Unggana) berbasis digital. Melalui permainan edukatif tersebut, peserta akan diajak untuk memahami konsep kebencanaan secara interaktif dan menyenangkan.
“Permainan itu bisa diikuti maksimal 20 peserta. Kami juga menjelaskan tata cara permainannya,” ungkapnya.
Sebelum permainan dimulai, jelas dia, peserta akan mendapat sosialisasi dan edukasi terkait kebencanaan. Mereka akan mendapat pranala ‘Unggana’ di laptop atau chromebook masing-masing.
“Game itu akan dimainkan secara berpasangan masing-masing dua orang. Sistemnya sama dengan ular tangga tradisional,” urainya.(der)
