Cegah DBD, Puskesmas Ciptomulyo Terapkan ‘Kartu Jentik’

Kepala Puskesmas Ciptomulyo, Dr. Edy Dwitanto. (Lisdya Shelly).
Kepala Puskesmas Ciptomulyo, Dr. Edy Dwitanto. (Lisdya Shelly).

MALANGVOICE – Pencegahan penyakit Demam Berdarah (DBD) yang dilakukan Puskesmas Ciptomulyo cukup menggerakkan sebagaian warga, terutama warga Jalan Kolonel Sugiono, Kecamatan Sukun.

Pasalnya, untuk mencegah DBD, pihak Puskesmas memberikan Kartu Jentik. Hal ini dikarenakan tingkat penyakit DBD di Kota Malang yang semakin meningkat setiap tahunnya.

“Bahkan yang periksa di Puskesmas kami itu banyak sekali yang kena DBD. Karena di sini lingkungannya terbilang kumuh karena jarak rumah yang berdekatan,” ujar Kepala Puskesmas Ciptomulyo, Dr. Edy Dwitanto saat ditemui MVoice, Jum’at (16/3) siang.

Namun, dari beberapa RW yang ada di Kelurahan Ciptomulyo baru hanya ada 2 RW yang menerapkan kartu jentik untuk mencegah DBD. Padahal, harga kartu jentik hanya Rp 5 ribu yang dibayar per tahunnya.

Edy berharap, kartu yang diterapkan sejak awal tahun 2016 tersebut, bisa maksimal diterapkan tahun ini. Semua warga bisa menggunakan Kartu Jentik guna mencegah DBD dan menyadari akan kesehatan lingkungan.

Lebih lanjut, Edy menjelaskan bahwa kegunaan Kartu Jentik ini diisi oleh setiap Kartu Keluarga (KK) setiap usai membersihkan lingkungan.

“Yang mengisi mereka sendiri di-ceklis, baru setiap beberapa hari sekali para petugas yang mengecek ke setiap rumah,” imbuhnya.

Selain Kartu Jentik, Puskesmas Ciptomulyo juga memberikan kartu prolanis untuk monitoring terhadap pasien yang menderita penyakit kronis. Kartu tersebut ialah Minum Obat Disiplin Inspirasi Sehat (MODIS).

“Itu diberikan kepada pasien seperti misalnya ia punya penyakit diabetes, kartunya itu seperti pengingat untuk minum obat. Nah kalau sudah minum obat baru ia ceklis sendiri, kalau tidak di ceklis kami tanya, apakah mereka ingin cepat sembuh atau tidak? Jadi seperti itu,” pungkasnya.(Der/Aka)